Saeful Hadi

Hani marah-marah menjelang waktu sahur. Dia merasa terganggu oleh suara beduk di luar rumahnya. Rupanya beberapa pemuda menaiki mobil bak terbuka keliling kampung memukul beduk sambil menyuarakan “sahur.. sahur..!” dengan menggunakan microphone. Saking kesalnya, Hani keluar rumah dan memarahi rombongan pemukul beduk tersebut. Namun saat itu dia dibuat malu, ketika salah seorang pemuda menyerahkan sebuah bingkisan untuk makan sahur. Hani yang saat itu berniat tidak sahur karena tidak ada lauk untuk makannya, akhirnya terpaksa berterima kasih karena ada teman nasi untuk sahur.

Hani mau marah lagi saat kembali suara rombongan pemukul beduk yang membangunkan sahur lewat rumahnya. Namun sebelum dia keluar rumah untuk memarahi rombongan tersebut, tiba-tiba sang pemuda yang kemarin memberikan makanan, kembali memberikan bingkisan lagi. Bukan hanya untuk makan sahur, juga makanan lain untuk berbuka puasa. Sebelum Hani menyampaikan terima kasih, sudah didahului sang ayah.

Beberapa tahun berlalu, Ramadan kembali hadir. Hani yang kini sudah menikah tampak sigap ketika dia mempersiapkan makan sahur untuk suaminya. Sang ayah yang sudah renta pun ikut sama Hani merasakan kebahagiaan karena sang putri menjadi cekatan saat mempersiapkan makan sahur. Ayah Hani pun berkata selesai santap sahur, “Untung suamimu sering membangunkanmu sahur saat itu sambil kirim makanan, kini kau tidak perlu aku bangungkan lagi yang dulu sulitnya minta ampun hehehe..!” Merahlah muka Hani.

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 12 April 2024

Masih menikmati suasana Lebaran Idulfitri