Saeful Hadi

Darmindo begitu antusias ketika ada pengumuman tentang kenaikan jabatan di kantornya. Dia merasa paling mampu dan bisa memenangkan persaingan. Pada syarat dicantumkan taat menjalankan perintah agamanya. Sambil minum kopi dan merokok di sudut ruang Darmindo pun menyampaikan keyakinannya kepada Ramdani dan Gaston. Ramdani hanya geleng-geleng kepala melihat ulah Darmindo karena saat itu sedang bulan puasa. Dia pun menahan diri untuk tidak ikut-ikutan Darmindo, berbeda dengan Gaston yang ikut minum kopi dan merokok. Saat itu ada tukang sampah lewat dengan wajah nyaris tertutup dan tampak geleng-geleng kepala melihat mereka.

Manajemen perusahaan mengajak buka puasa sore itu untuk seluruh karyawan. Beberapa takjil dipersiapkan dan ada beberapa dilebihkan tidak berdasar jumlah yang hadir. Bagi Darmindo dan Gaston itu kesempatan, dan keduanya mengambil makanan takjil lebih dari satu. Akhirnya tukang sampah yang biasa membersihkan lingkungan perusahaan menjadi tidak kebagian. Karena kasihan, Ramdani rela memberikan haknya kepada tukang sampah tersebut.

Setelah serangkaian penilaian terhadap kinerja beberapa karyawan, maka pengumuman siapa yang akan mendapatkan promosi jabatan pun disampaikan di acara buka puasa bersama. Di luar dugaan Ramdani yang naik jabatan. Darmindo dan Gaston tentu saja tidak terima dan mempertanyakan apa yang membuat Ramdani lolos. Sang Manajer pun berkata, “Kamu tahu tukang sampah yang bersihkan lingkungan saat kamu merokok dan minum kopi di pojokan? Itu adalah aku!”

Langensari, Kota Banjar, 17 Maret 2024

Setelah tadarus