Saeful Hadi

PROFILE PENULIS Laki-laki bernama lengkap Saeful Hadi, S.Sos. ini lahir di Tasikmalaya pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Konsistensi Stabilitas Mental
Tantangan Konsistensi Stabilitas Mental

Tantangan Konsistensi Stabilitas Mental

Tantangan Konsistensi Stabilitas Mental

Saeful Hadi

Sejarah baru sudah terukir dengan manis. Timnas U-23 Indonesia telah menjejakkan kakinya di semifinal Putaran Final Piala Asia U-23 setelah menang sangat dramatis atas Republik Korea di 8 besar melalui adu penalti yang sangat menegangkan 11-10 setelah di babak normal sampai perpanjangan waktu berakhir dengan skor sama kuat 2-2. Sebuah pencapaian yang spektakuler di mata saya pribadi dan juga pasti di mata pecinta Timnas Indonesia di mana pun. Prestasi hebat dan membanggakan. Lolos ke semifinal turnamen Tingkat Asia dengan mengalahkan salah satu raksasa sepakbola Asia, Korea Selatan atau Republik Korea.

Pencapaian luar biasa tersebut tentu saja layak diapresiasi dan disyukuri, terutama tanpa rida dan kehendak-Nya, tak mungkin semuanya terwujud. Para punggawa Timnas Garuda boleh berbangga dan bergembira, namun tidak boleh jumawa, harus tetap rendah hati dan berpijak ke bumi. Bayangkan sebagai debutan turnamen atau perdana lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23, tentu banyak pihak termasuk dari tanah air sendiri yang meragukan dan bahkan merendahkan potensi yang dimiliki Pratama Arhan dan kawan-kawan. Namun realita di lapangan, mereka dengan gagah berani dan berjuang keras bisa memutarbalikkan segala prediksi di atas kertas dan sampai sejauh ini sudah berada di babak semifinal. Dahsyat!

Banyak fakta yang kemudian muncul bukan saja berkaitan dengan statistik pertandingan atau hal-hal teknis, namun pula bagaimana kekuatan mental Timnas Garuda Muda begitu luar biasa. Melawan tim sekelas Republik Korea saja, Indonesia dinyatakan sebagai tim pertama yang berhasil menghentikan negeri ginseng tersebut lolos ke Olimpiade untuk ke-10 kalinya berturut-turut. Artinya sebelum kalah dari Indonesia negeri asal pelatih Timnas, Shin Tae Yong tersebut sudah lolos 9 kali ke Olimpiade secara beruntun! Sebuah prestasi maha Istimewa yang belum tentu tim-tim lain di Asia bisa melakukannya. Sementara sepanjang sejarah Indonesia hanya pernah tampil satu kali di Olimpiade yaitu tahun 1956 di Melbourne atau 68 tahun yang lalu. Data lain pun tentu bagi penggemar bola paham bahwa negeri ginseng tersebut langganan peserta Putaran Final Piala Asia dan Putaran Final Piala Dunia. Sangatlah jomplang dengan prestasi Indonesia.

Namun di lapangan kemarin malam sampai pagi dini hari, memperlihatkan fakta bagaimana Rizky Ridho dan kawan-kawan tidak terlihat sama sekali canggung atau minder berhadapan dengan The Taeguk Warriors (julukan Republik Korea). Indonesia bahkan dua kali unggul lebih dulu melalui brace penyerang Rafael Struick, sebelum dua kali pula disamakan oleh Republik Korea. Struick dan kawan-kawan dengan gagah berani meladeni permainan Republik Korea dan statistik pertandingan pun memperlihatkan fakta bahwa kita lebih ungguh, bukan hanya ball possession, juga dalam hal tembakan ke gawang. Indonesia mencapai 6 tembakan ke gawang dengan 2 gol, sementara Republik Korea hanya 2 kali dan itu pula yang menghasilkan gol buat tim ginseng tersebut. Fakta statistik demikian memberikan gambaran bagaimana negeri asal striker terkenal Son Heung Min tersebut kesulitan menghadapi permainan Indonesia. Sebuah fenomena unik dan luar biasa!

Hal yang tidak boleh diabaikan adalah ketahanan mental Rizky Ridho dan kolega dalam menyikapi situasi pertandingan. Bagaimana tidak, ketika mengawali debut fase grup, mereka sudah dihadapkan dengan serangkaian keputusan kontroversial wasit baik di lapangan maupun di media VAR (Video Assistant Referee) sehingga secara “terpaksa” Indonesia “dikalahkan” saat itu 0-2 oleh tuan rumah Qatar (yang akhirnya malah tersingkir dalam persaingan ke babak 8 besar!). Jika saja mental Garuda Muda tak kuat dan kokoh, mungkin kita sudah angkat koper dari Qatar lebih cepat. Bagaimana tidak, setelah kalah di pertandingan perdana, dua lawan tangguh harus dihadapi berikutnya untuk mempertahankan asa lolos ke 8 besar sesuai target PSSI. Indonesia harus menang atas Australia dan Jordania jika ingin lolos ke fase knock out. Faktanya?

Marselino Ferdinan dan kawan-kawan mampu menghadapi tantangan untuk lolos ke 8 besar dengan secara perkasa mengalahkan kedua lawan berikutnya yaitu Australia (1-0) dan Jordania (4-1). Indonesia menduduki runner up grup A di bawah tuan rumah Qatar. Sebuah pencapaian hebat di tengah tekanan harus menang yang mereka hadapi. Hal tersebut menandakan mental Garuda Muda benar-benar dalam kondisi yang kokoh. Lolos dari grup neraka dan menjejakkan diri di 8 besar, Garuda Muda pun tidak bisa seenaknya tidur nyenyak atau euforia berlebihan karena sudah harus berhadapan dengan juara Grup B, salah satu raksasa Asia, yaitu Republik Korea. takut? Nanti dulu!

Awalnya saya sebagai pecinta bola berpikir Indonesia akan kesulitan menghadapi Republik Korea, yang bukan saja reputasinya hebat, pula secara sejarah Indonesia sangatlah inferior di hadapan mereka. Namun ternyata kenyataan di lapangan berbeda dari yang kita duga, Rizky Ridho dan kolega bahkan bisa dua kali unggul lebih dahulu dari negeri ginseng tersebut melalui brace Rafael Struick. Meskipun Indonesia sempat terus tertekan, padahal Republik Korea hanya bermain dengan 10 orang, namun akhirnya selamat sampai babak adu penalti yang menguras emosi dan membuat jantung berdebar kencang. Situasi adu penalti yang menegangkan dan penuh drama pun berhasil dilalui Timnas Garuda Muda, dengan penyelamatan gemilang Ernando Ari dan keberhasilan Pratama Arhan melesakan gol pada giliran penendang ke-12 dan Indonesia pun menang 11-10 dalam adu tos tosan tersebut. Amazing! Cukupkah sampai disini? Nanti dulu!

Semifinal siap dilakoni melawan Uzbekistan (yang mengalahkan Arab Saudi di 8 besar) dan jalan mulus ke Olimpiade tinggal selangkah lagi. Jika Indonesia menang lawan Uzbekistan, maka berarti memastikan diri lolos langsung ke Olimpiade Paris karena yang lolos langsung adalah 3 terbaik. Andai pun kalah dan hanya peringkat 4 misalnya, Indonesia masih berkesempatan lolos asal bisa mengalahkan Guinea, wakil Afrika untuk mengisi slot terakhir lolos cabang sepakbola di Olimpiade Paris. Namun, tentu seperti diungkapkan sang kapten Rizky Ridho, Indonesia tanggung melangkah dan siap untuk mencetak sejarah lagi lolos ke final dan berjuang meraih gelar juara!

Indonesia tidaklah keliru jika pula belajar kepada Republik Korea yang notabene negeri asal pelatih Shin Tae Yong, bagaimana memiliki mental baja serta mental pemenang. Hal tersebut dibuktikan ketika The Taeguk Warriors Muda tertinggal dan hanya bermain 10 orang karena salah seorang pemainnya terkena kartu merah di pertengahan babak kedua, negeri asal K-Pop tersebut masih bisa menyamakan kedudukan saat melawan Indonesia. Republik Korea pun terkesan berupaya untuk memaksakan adu penalti, karena merasa mereka memiliki kekuatan di situasi tersebut dan sangat jarang gagal. Ini adalah juga tekanan mental untuk Indonesia. Mentalitas luar biasa seperti itu bisa menjadi contoh dan juga ditanamkan dalam diri para pemain, bahwa sebelum peluit pertandingan belum berakhir, segala sesuatunya masih bisa berubah, punya kesempatan mencetak gol dan bahkan meraih kemenangan. Mentalitas tak mau kalah dan pantang menyerah adalah penting dalam sebuah tensi pertandingan kelas tinggi seperti itu.

Level Timnas Indonesia baik senior maupun junior tak bisa dimungkiri sekarang sudah tingkat Asia. Realita ini harus terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan agar Indonesia tetap berada di level atas persepakbolaan kelas tinggi. Oleh karena itu, Upaya paling dekat adalah berjuang sekuat tenaga dan kemampuan untuk terus memberikan yang terbaik dengan mentalitas pemenang termasuk mengalahkan Uzbekistan di babak semifinal hari senin lusa. Uzbekistan menjadi sebuah tantangan bagus dalam mempertahankan eksistensi kekuatan mental anak-anak muda pejuang di lapangan hijau demi mengukuhkan harkat martabat Indonesia. Ayo Garuda Muda pasti bisa!

Yuk terus dukung dan doakan yang terbaik untuk Ernando Ari Sutaryadi dan kawan-kawan!

Salam Tim Nasional Indonesia!

Salam sepakbola!

Langensari, Kota Banjar, 27 April 2024

Bersiap untuk ke Cineam lagi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Gus. Terbanglah Garudaku, Jayalah Negeri ....

27 Apr
Balas

Terima kasih Pak. Salam Garuda Indonesia juara.

28 Apr



search

New Post