Saepullah

Saepullah, seorang Guru Matematika di Provinsi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jadikan yang Ke-2, Ke-3, Bahkan Ke-4, itu Lebih Baik
dokpri

Jadikan yang Ke-2, Ke-3, Bahkan Ke-4, itu Lebih Baik

Tantangan Hari ke-9 #tantangangurusiana

Meratapi kehidupan selalu lebih banyak duka sebenarnya. Betapa tidak, rasa baper (bawa perasaan) selalu menyertai. Perasaan kian tak menentu saat melihat status orang di media sosial. Wadduuuhh.

Nah, berita istri pertama mengantar suami untuk menikah dengan istri kedua kian viral dan semakin buat baper. Baper terhadap pro nya, atau bisa juga kontra dengan kondisi tersebut. Tapi lebih seru dengan yang kontra tersebut, lalu apa masalahnya? Nah, saya justru ingin menanggapi bahwa betapa enaknya untuk ke-2, ke-3 atau ke-4. Nah, lho..

Oke, jadi begini ceritanya, gurusianers o gurusianers... mau dengerin cerita saya kan ya

Melancong ke Jakarta tepatnya di Jagakarsa. Saya menemukan sebuah petunjuk melalui aplikasi yang populer di telepon pintar. Menyapa dan ketik sebuah kata diberilah sebuah petunjuk untuk sampai ke lokasi. Awalnya lancar, namun tiba-tiba mulai aneh sebuah perjalanan yang dilalui. Bertanyalah kepada seseorang di jalan untuk memastikan alamat dengan pas. Eits, bertanya lagi kepada orang yang kedua untuk memastikan lagi.

Setelah memastikan dan sebuah keyakinan yang tinggi maka tujulah alamat dengan sebaiknya. Disitu akan mendapati sebuah alamat yang sesuai.

Saat kembali ke Bogor juga demikian aku harus ambil yang ke-2, ke-3 bahkan ke-4. Karena ternyata sebuah ciptaan manusia, yaitu telepon pintar tidak bisa menunjukkan arah yang benar untuk bisa sampai ke jalan pulang. Layaknya sebuah lagu ‘Aku pulaaang, tanpa dendam..’ Padahal aku pulang dengan sebaiknya lho, tanpa ada dendam sama sekali namun sang telepon pintar pun menyesatkan dan membawa ku ke lahan kosong yang sepi di hari yang mulai malam. Tak ada yang bisa diajak bicara pula.

Kuarahkan kendaraan roda dua ku melaju hingga bertemu seseorang, lalu kutanyakan arah jalan pulang. Walaupun demikian coba lagi bertanya ke orang kedua yang ditemui untuk memastikan arah lagi. Jika belum puas bertanya lagi hingga orang ke-3 dan ke-4 yang ditemui. Hal ini untuk bisa memastikan kebenarannya.

Oke, demikianlah sebuah rasa berkecamuk supaya tidak baper. Ya, orang kedua, ketiga atau keempat bisa memperkuat arah jalan pulang. Ini jika telepon pintar tak berfungsi dengan sebaiknya. Kalau gurusianers, bagaimana? Apa yang dirasakan jika harus mencari kepastian kan. Inilah sebuah hikmah juga untuk saling bersilaturahmi meski melalui sebuah pertanyaan tentang arah jalan pulang. Dan yang pasti selalulah berpikiran positif pada Tuhan. Tak usah dengarkan orang lain, atau netizen.

Sungguh, netizen selalu benar. Jadi lebih indah donk jika harus mengambil pilihan bukan hanya satu pilihan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya ok benar.Memang terkadang kita perlu tanya pada orang lain sehingga bisa memilih mana yang seharusnya. Tapi semua dikembalikan pada diri sendiri....

08 Feb
Balas

08 Feb



search

New Post