Safridah

GURU BAHASA INGGRIS MTSN 3 KOTA PEKANBARU , RIAU...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU KETIKA KOTA BERSELIMUT ASAP

RINDU KETIKA KOTA BERSELIMUT ASAP

Tantangan 30 Hari Menulis Gurusiana

#tantanganh-5gurusia

Hai pemirsa FB dimanapun berada ...ikuti kisah part 1 RINDU KETIKA KOTA BERSELIMUT ASAP

Kupandangi halaman madrasah yang sepi dari ruang tata usaha dimana aku sedang berdiri. Sudah hampir dua minggu aktivitas di madrasah  tidak berjalan seperti biasanya.  Tidak terlihat siswa / siswi berseragam putih dongker  berdatangan sambil menyalami para guru hari ini. Tidak terlihat senyum saling menyapa ketika siswa baru berdatangan menuju kelas mereka. Tidak terlihat mereka begitu tergesa- gesa memasuki kelas dan segera meletakkan tas kemudian mengambil sapu membersihkan ruang kelas. Tidak terdengar teriakan siswa laki laki dilapangan sambil memanggil satu sama lainnya . Tidak terlihat siswa dan siswi duduk duduk di bangku taman menikmati pag sebelum  pelajaran dimulai. Yang ada didepan pandanganku hanya  beberapa orang petugas kebersihan madrasah yang sibuk  membersihkan daun- daun yang berguguran  agar madrasah selalu kelihatan bersih. Beberapa saat kemudian  barulah terdengar langkah sepatu beberapa orang menuju mesin cheklock finger sebagai tanda kehadiran guru pada pagi hari ini.

Ya, suasana ini terjadi disebabkan kabut asap yang tak kunjung hilang sejak satu bulan lalu. Dari hari kehari, kondisi udara semakin memburuk disebabkan bencana asap yang semakin tebal.  Dampak menghirup udara yang penuh racun ini mengakibatkan penyakit  secara perlahan dan dapat mengganggu kesehatan para pelajar. Udara penuh  kabut asap menyesakkan dada dan mengganggu pernapasan. Sudah banyak korban terutama anak anak sekolah yang menderita  sesak, batuk dan hispa,  sehingga pejabat berwenang  mengambil kebijakan dalam mengantisipasi kondisi ini. Kebijakan meliburkan peserta didik menjelang kondisi udara membaik.

Suasana sunyi tanpa mereka dimadrasah ini memunculkan satu rasa yang tak pernah muncul sebelumnya dihatiku.  Rasa Rindu.  Rindu ingin bertemu mereka. Rindu bersenda gurau disela sela pemberian materi pelajaran bahasa inggris  di kelas yang biasa aku masuki. Rindu melihat ekpresi wajah  yang tidak mengerti ketika aku  menjelaskan materi dikelas.

Rindu medengar sapaan “ Assalamualaikum, Mem!, Hello Mem!” sambil menyalami ku   setiap bertemu di teras kelas mereka.

Rindu ketika mereka bertanya tentang petunjuk- petunjuk latihan soal yang ku berikan. Ya,  aku rindu suasana dengan rutinitas kerja sebagai guru di madrasah ini. Kondisi dimana tidak bertemu murid- muridku,  membuat aku sadar bahwa aku membutuhkan mereka. Keadaan kota yang dipenuhi asap sampai pekan ini memberikan hikmah yang luar biasa dalam pemikitran ku,  bahwa aku mencintai pekerjaanku sebagai guru.

 Namun  aku tidak tahu apakah dari  seribu putih dongker di madrasahku merasakan rindu seperti yang kumiliki saat ini? Mungkin sebagian mereka merasa senang dengan libur kabut asap ini. Jauh dari rutinitas yang selama ini melelahkan bagi mereka. Lelah menampung dan mengerjakan tugas yang harus dikumpul tepat pada waktunya. Lelah belajar dan mengerjakan seluruh tugas –tugas tersebut hingga larut malam. Ya, aku selalu mendengar keluh kesah mereka setiap  masuk keruang kelas. 

“ Mem,  kami lelah… kami letih… kami ngantuk… kami ingin bebas dari tugas tugas ini.”

“ Untuk meraih sukses Ananda akan menghadapi banyak hal.  Sukses tidak datang sendiri tetapi datang dari usaha keras dan doa dari Mem”, sambil tersenyum mendengar jawaban ku setiap mereka berkeluh kesah.

Namun pasti berbeda bagi sebagian lainnya  yang haus akan ilmu. Mereka berhayal bahwa waktu 24 jam tidak cukup bagi mereka.

 “ Mem, bagaimana kalau ruang waktu dalam satu hari menjadi 60 jam saja? Sehingga kami mempunyai  banyak kesempatan untuk menyelesaikan tugas- tugas pelajaran ? agar lebih banyak ilmu yang bisa kami dapat dari bapak ibu guru di madrasah ini?” pernah beberapa kali mereka bertanya seperti itu.

Siswa/ siswai para penyuka  ilmu ini seringkali bertanya bertubi- tubi karena keingintahuannya  lebih besar dari pertanyaan yang sudah mereka luncurkan dari bibir mereka. Mereka selalu cepat dalam merespon pertanyaan guru, dalam sekejab segera  mengumpulkan latihan- latihan yang diberikan. Bahkan meminta tugas tambahan .

 “ Biar hidup ini lebih menantang, Mem!, tanpa soal hidup ini terasa hampa.”

 Agak lebay mereka mengomentarinya ketika aku berkata “ cukup itu saja soal-soalnya.”

***

 

Hari ini, setelah breafing tentang antisipasi keberlangsungan  kegiatan guru dan siswa dalam kondisi  kota yang dipenuhi asap, aku segera menuju   mobil  dan mengarahkan mobilku ke jalan Sudirman.  Tujuan ku hari ini membaca beberapa buku di perpustakaan  wilayah yang jaraknya lebih kurang 6 km dari sekolahku. Sepanjang jalan terlihat hamparan kabut putih yang menghalangi pandangan. Suasana jalan raya kelihatan sepi. Masyarakat lebih memilih untuk tinggal dirumah dari pada menghirup udara yang semakin memburuk ketebalannya. Hanya terlihat beberapa pengguna jalan dengan menggunakan masker. Namun masih terlihat beberapa dari mereka masih berani mengendarai motor tanpa masker diwajah.

Di persimpangan jalan, akupun memperlambat pijakan kopleng  gas mobil sehingga berhenti tepat disisi tepi kanan jalan simpang lampu merah. Sementara pengendara lain satu persatu menghentikan laju kendraannya. Kulihat seorang anak perempuan menawarkan masker kain kepada pengendara motor dan mobil yang sedang berhenti menunggu tanda lampu hijau. Ia ditemani seorang anak laki- laki sebaya dengan umurnya,  mereka berdua menawarkan masker kepada pengendara roda dua yang sedang berhenti. Sekilas aku memperhatikan wajah anak perempuan tersebut, namun mobilku segera berlalu karena lampu hijau sudah menyala.

“ Sepertinya aku  pernah melihat gadis ini di madrasah ?“  aku mencoba mengingat- ngingat.

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post