Safridah

GURU BAHASA INGGRIS MTSN 3 KOTA PEKANBARU , RIAU...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU KETIKA KOTA BERSELIMUT ASAP (Part 2)

RINDU KETIKA KOTA BERSELIMUT ASAP (Part 2)

Tantangan 30 hari menulis gurusian#tantanganh-6gurusiana

Pemirsa fb yang ingin tahu kelanjutan Rindu Dikala Kota Berselimut Asap, baca YAACH...

Mobilpun terus melaju. Aku melanjutkan perjalanan dengan megingat- ngingat gadis tersebut. Dan akhirnya aku berhenti mengingatnya setelah mobil berhenti tepat di halaman parkir pustaka wilayah.

Setelah memarkir mobil, Aku memasuki bangunan perpustakaan yang megah ini. aku menaiki tangga menuju lantai satu . Disana sudah terlihat tempat duduk yang penuh.dengan para penyuka buku dari kalangan dewasa. Kucoba berkeliling menyusuri lorong rak rak yang panjang dan berharap ada kursi yang kosong sambil mencari buku pilhan yang tepat untuk dibaca hari ini. Dan akhirnya aku mendapatkan sebuah kursi yang kosong jauh berada di sudut belakang. Menurutku karena posisinya terlalu disudut maka tak ada penyuka buku yang menempatinya. Walau demikian aku dengan santai mencari posisi duduk yang nyaman. Maksud ku dengan posisi berada di sudut kubuat diriku nyaman sambil membaca buku dan membuka laptop yang sengaja kubawa dari rumah.

Seharian aku di sini hampir lupa bahwa waktu ashar telah tiba. Untung saja seorang mahasiswa berada dekat kursiku bicara dengan teman sebelahnya dan mengajaknya untuk shalat ashar di mushalla perpustakaan. Akupun segera mengemas laptop dan memasukkan kedalam tas hitam dan segera mengembalikan buku ke rak- semula.

Ketika keluar dari ruangan mulailah udara yang penuh kabut asap terasa kembali mengganggu pernapasan. Semakin sore kabut asap bukannya semakin tipis tapi malah menambah sesak dada dan susah bernapas. Ku ambil masker dan segera menutup hidungku sambil menuju parkiran. Mobil pun keluar kearah jalan Sudirman menuju arah pulang.

Entah mengapa mobil ku behenti kembali di simpang lampu merah tadi pagi. Semua kenderaan berhenti beberapa menit mengikuti tanda lampu yang mengharuskan berhenti. Ditepi Jalan kulihat kembali gadis tadi pagi. Ia masih menjajakan maskernya kepada pemakai jalan. Dengan menyusuri tepi jalan kemudian beranjak ketengah mencari pemakai jalan yang tidak mengenakan masker. Ia menawarkan maskernya kepada pengendara yang ada disamping kiri mobilku.

“ Masker bu, masker,”

Ia terlihat tersenyum bahagia karena masker yang ia jual dibeli oleh ibu tersebut . Sambil mengucapkan terimakasih terlihat rona bahagia diwajahnya. Aku memperhatikan gadis itu kembali. Kuperhatikan ia baik- baik. Dari dalam mobil aku melihat ia berjalan disisi mobilku. Ya Aku mengenalnya namun lupa siapa namanya. Dia adalah salah seorang siswi dikelas yang biasa aku masuki di madrasah. Ia berlalu dari sisi mobilku dan mencari pengendara roda dua lain yang masih mengantri di belakang. Ketika lampu hijau menyala, kulihat dari kaca spion mobilku, ia perlahan menepi ke sisi jalan. Ia menghindari kendaraan yang mulai berjalan.

Aku mengingat- ngingat dikelas mana gadis itu setiap aku mengajar. Ku coba mereview ingatan ku.

“ Ya , gadis pendiam itu, baru ku ingat namanya. Lisa. Ya sudah pasti dia Lisa . Aku selalu melihatnya murung ketika pembelajaran dikelas. Selama ini aku tidak begitu memperhatikannya. Karena ia termasuk siswa yang selalu mengerjakan tugas- tugas yang aku berikan dan tidak pernah melakukan hal aneh- aneh ketika berada didalam kelas. Pernah suatu kali ia kelihatan habis menangis.

Ketika aku menyanyakan ada apa dengannya ia berkata “ Tidak apa- apa bu, saya baik- baik saja.”

Ia tidak mau berlama- lama dihadapanku dan segera kembali ketempat duduknya yang berada di belakang. Sepertinya ia menghindari mendapatkan pertanyaan lain seputar matanya yang bengkak.

Kucoba mengingat lebih dalam lagi tentang Lisa. Hari itu aku kembali mengajar dikelasnya. Kumulai Pelajaran seperti biasanya dengan memberikan beberapa motivasi agar siswiku semangat belajar disiang bolong ini. Dari depan kelas kulihat lisa asik bercerita dengan teman sebangkunya sambil menunduk . Namun aku tidak memperhatikn wajahnya saat itu . Aku menegur dan memanggil keduanya kedepan kelas. Tergagap dan pucat keduanya sampai didepan. Lisa menunduk saja ketika aku menanyakan apa yang digosipkan di tempat duduk dengan teman sebangkunya.belakang.

“ Kamu berdua, kenapa tidak memperhatikan Ibu, Apa yang kalian Bicarakan Ha!” dengan emosi aku bertanya kepada keduanya.

Lisa tambah tertunduk dalam.

Aku menghardiknya ” Coba tegakkan kepalamu dan lihat Ibu. “

Ketika ia menatapku kulihat matanya berkaca- kaca menahan air matanya jatuh. Temannya mencoba untuk menjelaskan keadaan Lisa.

“ Maaf bu guru, Lisa ada masalah, ia sejak tadi curhat kepada saya.

Mendengar hal tersebut bicaraku mulai melunak.

“ Kembalilah ke kursimu , Lisa. Tapi setelah jam pelajaran ini berakhir temui ibu di kantor, ya?”

Lisa mengangguk lemah dan berkata lirih “ Iya. Bu.”

Tiba tiba aku terkejut mendengar klakson mobil didepanku.

“Teeeet…”. Sebuah mobil Rush hampir saja mengenai sisi kanan mobil Brioku. Untung saja aku bisa stabil sedikit memutar stir kearah kiri . Terdengar bunyi kecil “ tak” di ujung spion mobil.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus bun .suka bcanya

23 Jan
Balas



search

New Post