Safrida Lubis

Seorang yang belajar dari membaca dan mendengarkan...

Selengkapnya
Navigasi Web
13000 KATA UNTUK MI

13000 KATA UNTUK MI

Enam bulan lalu.

Aku mematut diri dicermin ini. Lihat Mi, cermin ini masih cermin yang dulu. Banyak bayangan kita di dalam sana. Semua senyum dengan bermacam gaya ada disana. Tapi tangisanku juga tersisa. "Cepat lah pakai bajunya!" bisikmu ditelinga sambil terus mengeringkan sisa air ditubuhku. Aku belum shalat subuh, belum pakai seragam sekolah, sarapan pagi, sepatu dan belum lagi tingkahku yang lain, sementara jam dinding disebelah kamar kita hampir mendekati pukul tujuh.

Air mataku jatuh Mi. Sungguh merasa membencimu saat itu. Suaramu tidak seperti biasanya. Tadi malam bahagia! Sekarang teriak kita! Protesku cepat yang kau balas dengan memayunkan bibirmu, bergerak tanpa suara. Nyaris membuatku tertawa. Hidungmu yang langsung memburu leher belakangku, membuat aku harus berpikir apakah akan melanjutkan tangis ini, rasa benci ini atau ikut tertawa bersama gelakmu yang telah terdengar.

Mi, saat ini kau ada disana, bersama orang yang kau cintai sambil bercanda riang. Sesekali matamu awas menatapku yang sedang mematut di cermin. Tapi rasa galaumu tak hadir. Kau tau diriku telah menggenggam disiplin waktu. Sedari pagi tadi, aku sudah berkemas, dan kini aku hanya ingin melihat letak peci hitamku diatas kepala, sambil tersenyum dan memuji diri bahwa aku tampan. Haha.. Boleh lah aku menyanjung, walau kau sering mengingatkan bahwa hal tersebut kurang baik.

Kali ini aku berjalan pelan menyusuri lantai yang membenam semua kenangan kita. Ah, lantai ini Mi, lantai yang selalu berserak dengan mainanku saat teman-teman bermain disini. Kau tak pernah marah, hanya pintamu tegas agar aku dan semuanya meletakkan kembali barang yang kami ambil di tempatnya. Abang Rizki, Abdul, dan Hafizd, ah.. Si Fachri yang kini jadi toke kayu, Alul, Alfin, Furqan, nggak nyangka mereka semua telah berhasil. Mungkin ini karena usaha mereka juga Mi, atau doamu diselentingan hidup mereka.

Kau masih ingat Mi, saat sore itu aku mengambil manchis dan segera berlalu setelah pamit darimu yang masih tenggelam dalam pekerjaan. Aku pikir kau tidak akan tahu dan seperti hari lainnya saat kami bermain, mungkin itu dugaanku, tapi selalu salah, karena saat aku pulang, rentetan cerita bersambung laksana cerita, kau kilas balik melalui ucapanmu. Dengan penuh percaya diri aku memberi korek itu kepada bang Furqan dan Bang Abdul untuk membakar sisa rokok yang dibuang orang, serta dengan penuh percaya diri mereka menelan asap itu laksana orang besar. Entahlah Mi, apakah aku terkesan dengan mereka atau perasaan apa yang timbul kala itu, tapi sosokmu yang berdiri mematung disamping kami membuat jantungku berhenti.

Padahal kami mencari tempat teraman di balik rumah dalam lorong kecil agar dapat sembunyi, tapi rupanya kami tidak bisa sembunyi darimu, hahaha.. Pias sudah wajah mereka berdua, tapi itulah dirimu Mi, mereka tetap kau izinkan bermain dirumah denganku seperti tidak ada hal yang terjadi, karena kau bukan memarahi mereka, malah kau berkata sangat pelan.

Aku sekali lagi melihat jam yang masih tergantung disana, masih ada waktu sebelum keberangkatan.

Lihat Mi, jam itu menyisakan cerita kita. Berapa kali dia terjatuh dari pakunya dan kau hanya memilih diam sambil mengutip jarumnya yang patah dua di lantai. Aku kira saat itu kau akan memarahiku, ya, marah juga, tapi... Kau langsung membungkan bibirmu, yang setelahnya aku tau, bahwa zikir doamu mengalir untukku di labirin itu.

Mi, ah.. Mengingati keberangkatan ini, aku galau. Apakah senang jauh darimu ataukah ataukah bahagia karena tidak ku dengar lagi omelanmu, harus begini, harus begitu. ####

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post