Dimas senyum-senyum sendiri memandangi hp nya, sudah 1 jam ia hanya berdiri mematung. Foto yang terpampang di layar tersebut membiusnya hingga cinta monyet yang dikatakan orang semakin menguat bak Romeo dan juliet

Ibunya masih sibuk berkutat di dapur, sedangkan ayahnya terlihat sibuk mengotak atik laptop walau hari ini hari liburnya. Dimas keluar kamar dengan riangnya. Anak 15 tahun ini kelihatan menikmati masa remajanya, ayah hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya.

Dimas mendekati ayahnya dengan manja, seperti biasa pasti ada maunya.

"Hey anak kecil, ngapain senyum-senyum pandangi ayahku?" Adit, anak paling bungsu ikut menggoda kakaknya.

"Iya baru keluar kamar, sudah kaya simeong aja." Ibunya ikut memanas-manasi sambil membawakan minuman untuk ayah dan adik.

"Boleh aku minta sesuatu yah? Tapi jangan ketawa ya." Dimas memeluk tangan ibunya memelas.

"Apa?, asal jangan berat-berat ya, nanti adikmu ngiri lo." Ayah pun ikut menimpali.

"Tidak yah, permintaanku cuma satu." Dimas memelas lagi pada ayahnya.

"Apa? pasti minta pulsa." Adit mengelonyir saja nyahutnya.

"Aku mau nikah pa, sama Dina." Dimas mengejutjan penghuni rumah hingga ibunya tersedak saat minum.

"Dina yang baru kelas 1 SMP itu anaknya Pak RT itu?" Ayahnya begitu tersentak, sedangkan ibunya pingsan tak sadarkan diri.