SYAIFUL BAHRI

Aku hanya seorang penulis jalanan yang hanya mondar mandir membawa keinginan bahwa aku bisa seperti mereka....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sulitnya Mencari Yang Ideal

Sulitnya Mencari Yang Ideal

"Kamu sebagai bawahanku carikan model iklan rambut dengan kriteria: putih, tinggi, langsing, tentunya cantik dan berambut panjang." Malam itu atasanku marah-marah tanpa tahu sebabnya.

 

Langsung ku iyakan saja, tanpa ada protes. Padahal aku bingung juga yg seperti apa maunya Boss karena dari dulu kerjaku cuma jd administrasi dikantornya bukan jd pencari talent.

 

Pikiran pun ikut mumet, kalau terus begini bukan jadi migran lg tp ... "Ah... ngopi dulu." Pikirku, lalu membelokan kendaraan ke kiri jalan menuju kafe terdekat.

 

"Bang minumnya apa?" Seorang perempuan mendekati.

"i... i... ini anu..." Aku gugup, ternyata dia mantanku waktu SMA. Untung dia tidak kenal dikarenakan aku pakai masker dan juga postur tubuhku melebihi dosis normal.

 

Perempuan itu hanya meninggaklanku begitu saja setelah pesanan itu tersaji di meja tanpa tahu orang yang dia sungguhi.

 

Matanya terpaku pada perempuan yang berada di ujung sana. "Kayaknya cocok yang diinginkan Pak Boss." Mendekatinya dan memulai pembicaraan. Walaupun dia hanya pemulung, tapi ada kesempatan buat dia untuk mengasah apa yg dia punya.

 

Waktu yang dijanjikan telah disepakati, perempuan itu menunggu di luar kantor. Aku dengan secepat kilat berlari menemui boss siapa tahu dia ada urusan penting.

 

"Pak, saya sudah dapat talentnya. Bisakah bapak ke luar sebentar tuk melihat dan... apalah!" Bahagia aku melihat senyuman beliau tidak seperti kemaren.

 

"Silahkan dia masuk, kutunggu secepatnya!" Boss mulai memerintah lagi sedangkan aku malah cemas.

 

"Tidak bisa pak, bapak yang harus keluar. Perempuan ini luar biasa berbeda juga unik." Aku terus meyakinkan boss agar dia mengabulkan keinginanku.

 

"Baiklah, aku juga penasaran apa istemewanya dia." Bergegas ke luar kantor.

 

Sesampainya di pelataran kantor. "Bukkkk" Sang boss pingsan. Security berlarian memikul pak Boss dan menenangkannya di sofa lobi. Setelah beberapa saat dia siuman dan menatapku dengan emosi "Itu yang kau bilang cantik? pikir dong!"

 

Maaf Pak, sudah 2 orang yang aku tunjukan kepada Bapak tapi tak ada yang cocok bagi Bapak. Apa kurangnya mereka? Tinggi iya, rambut panjang iya, cantik, seksi lah... apa lagi?"

"Lah ini... cantiknya beda cuma kakinya aka kan?" aku tetap bersikukuh dengan pendapatku.

 

"Cantik... yah... lumayan, tapi kakinya...." Pak Boss melotot.

"Ya... hehehe. Bonos Pak, dari pada Zonk."🤣🤣🤣 Sambil tertawa walau Pak Boss masih kesal.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post