Never Give Up Bagian 1
Never Give Up
( Jangan Menyerah )
Perjalanan hidup yang sangat sulit penuh dengan tantangan dan rintangan harus saya lalui sehingga aku bisa menjadi seperti sekarang ini.
“Ya”...aku adalah seorang anak yang lahir dari keluarga petani di sebuah desa terpencil. Namaku adalah Sofia. Aku dilahirkan ke dunia pada saat kandungan ibuku berusia tujuh bulan. Karena usia dalam kandungan yang belum sampai 36 minggu dan berat badan pada saat lahir hanya 1,8 Kg itu artinya aku lahir prematur. Pada waktu itu, di desaku belum ada alat dan tenaga medis untuk membantu kelahiranku. Aku lahir dengan bantuan dukun beranak di desaku. Karena kelahiranku yang prematur tersebut, ibuku harus berusaha agar suhu tubuhku selalu hangat. Dengan tidak adanya alat medis yang menunjang, ibuku meletakkan dua botol yang berisi air hangat di sisi sebelah kanan dan kiriku agar suhu tubuhku selalu hangat.
Ibuku harus berjuang keras agar aku bisa tumbuh besar dan sehat seperti anak-anak yang lainnya.
Pada saat usiaku 6 bulan, Allah memberikan ujian yang sangat besar padaku dan orang tuaku. Di ketiakku tumbuh benjolan yang sangat besar sehingga membuat aku selalu menangis kesakitan. Ibuku segera membawaku ke rumah sakit yang terletak jauh dari tempat tinggalku.
Setelah melalui berbagaimacam pemeriksaan, orang tuaku dipanggil oleh tim dokter. “ Bapak,..Ibu..setelah kami periksa ternyata benjolan yang tumbuh di ketiak anak bapak dan ibu adalah “tumor”. Dan kita harus segera melakukan tindakan medis. Betapa pilu rasa hati kedua orang tuaku saat itu, ketika mereka mendengar aku ( anak pertama ) yang masih sangat mungil harus menderita penyakit semacam itu. Tanpa sadar air mata mengalir deras di pipi kedua orang tuaku. “ Lalu kami harus bagaimana pak dokter? “ tanya ibuku dengan suara parau. “ Anak ibu harus segera dioperasi untuk mengangkat benjolan yang ada di ketiaknya” Jawab sang dokter. “ Lalu bagaimana prosedurnya pak dokter?” Tanya ibuku kembali. “Nanti bapak dan ibu harus mengisi formulir dan menandatangani surat pernyataan yang sudah kami sediakan”. Jawab dokter. “ Berapa biayanya pak dokter? “ Tanya ayahku menimpali. “ Untuk masalah biaya nanti bisa kita bicarakan lagi. Yang terpenting, bapak isi dulu formulir dan tandatangani surat pernyataannya ya pak?” Jawab sang dokter dengan lembut. “ Baiklah pak “. Sahut ayahku.
Setelah semua prosedur disetujui dan di tandatangani oleh ayahku tim dokterpun segera bersiap-siap melakukan tindakan medis kepadaku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar