Saifi Yunianto

Pengabdi di SMPN 2 Rembang Kab. Pasuruan dan pencari Cahaya di atas cahaya-cahaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Meniti Sehelai Rambut

Kisah Meniti Sehelai Rambut

Kisah Meniti Sehelai Rambut

Saifi

#TantanganGurusiana

Tantangan Hari Ke-290

Profesi apa yang paling berani kepada presiden? Anggota dewan, bukan. Guru, bukan. Penasihatnya, juga bukan. Dokter juga bukan. Tunggu dulu. Simpan jawabannya. Terutama memegang kepala dan menyentuh rambutnya. Siapa hayo? Tak perlu dipikir, bukan ujian. Nah, itu betul. Oh!

Apa tadi? Barber. Ya, tukang cukur. Bisa juga hair stylist. Penata rambut. Mereka yang acap memegang kepala siapapun di negara manapun. Termasuk sang kepala negara di belahan bumi mana saja. Hari-hari mereka beraktivitas tidak jauh dari sisir dan clippers. Gunting pemotong, khususnya milik pemangkas rambut.

Di tengah keterpaksaan, terkadang ide yang remeh temeh pun ternyata bermanfaat. Gagasan kreatif yang lahir dari himpitan, karena lapar misalnya, bisa menjadi bandha nekad. Modal berani. Tentu, modal yang bertanggung jawab. Berani berbuat positif, pastinya. Kisah Cak No yang di-PHK perusahaannya mampu menerapkan modal berharga tersebut.

Terhimpit desakan kebutuhan keluarga, dia lantas mencari keterampilan mencukur kepada siapa saja. Khususnya, pencukur-pencukur kawakan di sekitar domisilinya. Tak malu, menimba wawasan baru dan bertanya hal teknis sekalipun. Meski terkadang ada yang keberatan untuk membagi padanya.

Hal tersebut justru menguatkan niat bapak tiga anak tersebut. Tidak lama berselang, putra pertamanya meninggal saat dia mulai membuka jasa pangkas rambut. Inna lillahi wainna ilaihi rajiun. Semoga diterima kebaikannya, aamiin. Kala itu, barber shop tidak ramai seperti saat ini. Tidak ada kompetitor membuat peluang baginya untuk bisa menengadah rinai-rinai gerimis dari langit.

Barangkali, apa yang dilakukan pria yatim sejak usia sepuluh tahun itu tidak sepadan dengan kisah meniti sehelai rambut. Namun, justru dari sehelai rambut, dia memperoleh anugerah berkecukupan. Tidak kalah dari penghasilan yang diterima dari pabriknya tempo hari. Tukang cukur yang menekuni profesinya lebih dari 365 hari dikali lima tersebut masih bertahan sampai hari ini.

Jasa cukurnya dibuka di bangunan petak berukuran 3x3 m². Lahan hibah sang paman yang tidak bertepuk sebelah tangan. Jelas, berkah. Kebaikannya yang bertambah. Manfaat dan maslahat. Lapaknya diawali pukul 8.30 sampai 12.30. Sif pagi dan dibuka kembali sif sore. Terkadang pukul 15.30-17.30.

Lalu, buka kembali pukul 19.30 sampai 21.30. Bahkan, saat ramai seperti malam Minggu, dia bisa tutup pada nol nol dini hari. Jadwal umumnya yang kadangkala berubah. Bergantung kondisi. Ramai-sepinya pelanggan atau hujan-terangnya cuaca. Usaha yang dihelat sesuai keinginan empunya. Karena cak No juga sebagai business owner, kendati kecil-kecilan.

Dus, kantongnya tidak hanya baju dan celana pendeknya. Tapi, juga di jendela kaca stan cukurnya. Betapa tidak, ketika peminta-minta datang, dia ambil dari situ. Pun, pengamen bersenandung, dia pungut dari wadah yang sama. Tetiba, putrinya menagih jatah, pun di situ tempatnya. Dengan itu, jerih payahnya bermetamorfosis menjadi harta sesungguhnya.

Walaupun ongkos jasanya jelas tergolong ramah kantong. Awal lauching lapaknya dibanderol enam ribu rupiah. Berangsur-angsur sampai sekarang di kisaran delapan ribu rupiah. Setiap kepala menghabiskan seperempat sampai setengah jam. Artinya, kesempatan bapak enam bersaudara tersebut membersamai para pelanggannya. Apa maksudnya?

Memelihara ikatan cinta dengan pelanggan. Tidak cukup menonton serialnya. Bukan perintah menonton, loh. Jelas, memiliki soft skill lain yang tidak murah. Tema obrolan sesuai latar pelanggannya. Bisa profesi, hobi atau sejenisnya. Tidak berlebihan, jika wawasannya itu bertemu pernyataan berikut. Ketika di kandang domba, mengembiklah. Saat di kandang ayam, berkokoklah. Yang jelas, dia bukan belantik. Yang lebih pas, cerdik!

GubuGBendo, 21-02-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda.Salam literasi

21 Feb
Balas

Terima kasih pak Dede udah apresiasi. Semoga sehat dan sukses selalu ...

21 Feb

Renyah gaya kepenulisan Bapak. Keren. Keberkahan merupakan buah dari ketekunan. Ulasan yang menginspirasi. Salam sehat dan sukses selalu, Pak.

21 Feb
Balas

Terima kasih bu Yessy, sehat dan sukses juga. Salam literasi

23 Feb

Betul banget, Pak. Biasanya kalau antar suami cukur, obrolan tukang cukurnya udah kaya analis atau komentator. Seru dan mendalam. Kemungkinan hasil obrolan dengan banyak orang membuatnya jadi cerdas, melengkapi 'keberaniannya' pegang-pegang kepala, hahaha...

21 Feb
Balas

Terima kasih bu Yuniar, betul... mereka 'pemberani' ... Sehat dan suskes selalu

23 Feb

Keren Pak. Salam sukses selalu.

22 Feb
Balas

Sukses juga bu, terima kasih bu hunaifah apresiasinya. Sehat selalu dan salam literasi

23 Feb

Kereen ulasannya Pak. Ketekunan akan membawa keberhasilan. Salam sukses.

21 Feb
Balas

Sukses juga bu Cicik, terima kasih support-nya. Sehat selalu dan salam literasi

23 Feb

Keren ulasannya pak. Tukang cukur banyak info dan berita baru.

21 Feb
Balas

Terima kasih pak yusrin, apresiasinya. Sehat dan sukses selalu

23 Feb

Ulasannya mantab keren pak..Semoga sehat dan sukses selalu

21 Feb
Balas

Aamiin, sehat dan sukses juga Ust. Khusrur Rony. Terima kasih doa dan apresiasinya. Semoga makin berkah ....

23 Feb



search

New Post