Temaram
Temaram
Meramu temaram
Tak cukup semalam,
Karena ia mewujud kelam
menjelang petang selepas karam
Di bawah sinar siang mentari
Mengurai sesaat
Tak bisa memahat,
Sebab wajahnya pucat
bukan malu, tapi terperanjat
Di antara ruam kulit asli
Memaksa rupawan
Tak mungkin menawan,
Lantaran ia sungguh berkawan
dengan gawai disimpan di awan
Di atas puncak warung kopi
Cukup cantik buatan sendiri
Bukan kiriman luar negeri
Ibu pertiwi telanjur berani
Mengucap tak akan jual diri
Biar kata orang berulang kali
Tg5
saifi.gurusiana.id
GubuGBendo, 15-01-2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Indah sekali puisinya, Pak. Salam sukses selalu!