Saifi Yunianto

Pengabdi di SMPN 2 Rembang Kab. Pasuruan dan pencari Cahaya di atas cahaya-cahaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tiga Coretan Karya Kampung
Foto: MGI

Tiga Coretan Karya Kampung

Tiga Coretan Karya Kampung

Oleh: Saifi Yunianto *)

 

#LombaMei2021_Satu Buku Sejuta Cerita

 

 

Buku bisa menjadi petilasan zamannya. Tetenger yang dapat dibaca generasi yang datang berikutnya. Apalagi, sebaik-baik kawan sepanjang masa itu buku. Maka tidak berlebihan, jika ungkapan tersebut memang terkait erat dengan kampanye literasi. Lantaran hal tersebut tidak luput dari perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Dalam kolomnya yang dimuat Jawa Pos, awal Mei 2021 lalu, ada tiga tahapan yang dapat ditempuh untuk menjadikan literasi sebagai salah satu warna di tengah kehidupan bermasyarkat. Pertama, listening society. Setelah mendengar kabar, masyarakat dapat mengetahui dan mengamatinya. Tentu, tidak cukup berhenti pada tahapan tersebut. Kemudian, kedua, reading society. Pada tahapan tersebut, mereka dapat mengecek dan mengecek ulang keabsahan dan kebenaran suatu informasi yang diterima. Tabayun sebelum dipahami sebagai kabar yang valid. Informasi yang jelas dan terang.

Selanjutnya tahapan yang ketiga adalah writing socienty. Setelah proses konfirmasi usai, mereka mampu memahaminya dengan benar dan tepat. Hal itu menjadi dasar bagaimana lantas mereka menuangkan dalam gagasan. Membuat argumentasi yang dapat dibagi dan dipahami. Jelas, menjadi buah pikiran yang bermanfaat dan memberi maslahat bagi lebih banyak sesama. Oleh karenanya, kecakapan mereka mendengar dan membaca sebagai modal berharga untuk menulis apa yang diketahui dengan tepat. Tanpa penyebaran berita hoaks, contohnya.

Ketika ide dan gagasan yang dibagikan, seseorang yang berada di lingkungan masyarakat tersebut dapat menghasilkan karya-karya berterima. Buku-buku yang mencerahkan dan menggugah. Setidaknya, dapat menjadi referensi literasi dan menambah kazanah pengetahuan. Nah, suasana literat seperti angan-angan ibu gubernur itu tentu bukan sebagai isapan jempol belaka.

Momen tersebut digerakkan, misalnya, Media Guru Indonesia (MGI) dalam lima tahun terakhir. Sebagai salah satu lokomotif, MGI menarik gerbong-gerbong literasi ibu pertiwi yang mengangkut puluhan ribu penulis yang berlatar guru dan profesi lainnya. Maka, lahirnya tidak sedikit karya seperti buku-buku menjadi keniscayaan yang harus terjadi. Terbukti, lebih dari sepuluh ribu buku terbitan lini-lini MGI menyertai laju kampanye literasinya.

Keniscayaan tersebut menyiratkan beragam cerita di balik ditulisnya buku-buku mereka. Tak terkecuali dengan buku The Winning Team of 22. Tiga coretannya dikisahkan berikut. Pertama, buku perdana saya tersebut mengisahkan keseruan membersamai para murid yang berlatar belakang kehidupan berbeda. Kejadian-kejadian khas remaja yang menjadi sumber inspirasi. Baik yang dialami di dalam maupun di luar pembelajaran selama kurun dua semester. Awalnya, menulis PTK yang lantas menjadi satu laporan ilmiah. Namun, catatan-catatan yang tidak termuat menjadi bahan tambahan bagi lahirnya buku tersebut. Singkatnya, barangkali, menyelam tidak afdal jika tidak meminum air.

Sementara, kedua, buku terbitan MGI pada 2017 itu paling tidak menjadi tetenger. Bak mercusuar bagi para nelayan dan pelaut untuk tidak lupa berlabuh. Mendampingi para murid yang memiliki potensi bermacam menjadi tugas seorang pendidik, baik orang tua dan guru. Upaya-upaya tersebut bisa menjadi mubazir saat dituangkan dalam buku. Hilang ditelan masa kala tidak ditulis seperti anjuran Imam Syafi’i yang dimuliakan. Maka, setitik saja kebaikan yang tertuang tetap bernilai kebaikan, meski hanya mencari satu potensi mereka. Mbah Maimoen, sang kiai kharismatik pernah menyampaikannya.

Terakhir, buku tersebut karya kampung. Guru desa yang hanya mencoba berbagi cerita apa dan bagaimana yang dialami. Toh, buku yang tidak dijual tersebut membawa nasibnya sendiri. Salah satu dari 22 murid itu ternyata juga mampu melahirkan buku. Yang jelas, lebih baik karena karyanya dipasarkan.

 

#TG365+3 GubuGBendo, 09-05-2021

 

 

 

*): Guru kelahiran Pasuruan, 20 Juni 1977 yang berlatih menulis di Gurusiana.id. Bersamanya, dia menabung tulisan yang pada gilirannya bisa menjadi buku. Beberapa karyanya termuat dalam buku Literasi Sekolah, Warna Kasih Ibu, Ayah Pejuang Keluarga, Literasi Masyarakat, dan Colorful Ramadan. Semua lahir dari semangat mereka. Menular! Ya, gurusianers. Tidak hanya itu, semangat yang juga mampu mengalir pada anak-anak di sekitarnya. Termasuk juga di SMPN 2 Rembang Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jika pengin ketularan, bisa menikmatinya melalui saifi.gurusiana.id, saifyuhda@gmail, atau WA 081553506153.

 

 

 

 

                                        

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu, Pak. Salam literasi

10 May
Balas

Sukses juga pak, salam literasi

10 May

Keren menewen mas.Semoga lolos menjadi salah satu pemenang lomba periode Mei.Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.

10 May
Balas

Aamiin, terima kasih pak de

11 May

Keren....moga sukses pak

10 May
Balas

Aamiin, terima kasih Bu yasni, salam literasi

11 May

Mantap salam Literasi sukses selalu.

10 May
Balas

Sukses juga bunda, terima kasih

11 May

Siip mantap keren tulisannya salam sehat dan salam sukses barakallahu fiika Aamiin

10 May
Balas

Terima kasih Bu Rini, aamiin, semoga berkah juga bu

11 May

Keren. Semoga lolos lagi Pak. Sukses selalu.

10 May
Balas

Sukses juga Bu Yessy, terima kasih aamiin, salam literasi

11 May

joos tenan, Pak. Salam sukses.

10 May
Balas

Terima kasih Bu cicik, sukses juga

11 May

Keren ulasannya Pak. Semoga sukses

10 May
Balas

Aamiin, terima kasih Bu syafrineti, salam literasi

11 May

Tulisannya enak banget dibacanya, ada roh yang menguatkan kisah itu begitu hidup. Ini hanya bisa dilakukan oleh penulis pejuang literasi sejati. Salu Pak untuk karya dan perjuangannya, Semoga lolos

10 May
Balas

Aamiin, terima kasih Bu Fransisca setyatun, support-nya....masih belajar,

11 May

Top, mantap betul.... Juaranya. Salam sukses Pak

10 May
Balas

Sukses juga Bu Chusniyah, terima kasih dan salam literasi

11 May

Ulasannya mantab pak, semoga menjadi salah satu pemenangnya

10 May
Balas

Aamiin, terima kasih dan salam literasi ust. Rony

11 May

Mantab

10 May
Balas

Terima kasih pak, salam literasi

10 May

keren insta Allah bisa jadi pemenang. sukses selalu pak.

10 May
Balas

Sukses juga pak, terima kasih doanya pak hustanil, salam literasi

11 May



search

New Post