Masa pandemi yang berlarut hampir dua tahun, berhasil mampu merubah tatanan hidup dari tatanan beragama dengan menjaringkan shof, melarang bersalaman,menutup senyum dengan masker,Tahlilan virtual, bahkan sempat ada pemikiran Jumatan virtual, muridpun semakin cuek bertemu dengan guru, mereka tidak lagi berebut bersalaman dengan guru sekalipun saat momen pelepasan dan perpisahan akhir tahun.

Pandemi juga mampu membrangus demontrasi, pengajian Akbar dan tatap muka sekolah , bahkan jargon dirumah saja kini mampu membuat kejenuhan masyarakat, orang tua jenuh merasakan menjadi guru pendamping, ibu rumah tangga jenuh kegiatan rutinitas rumah tangga, siswa jenuh menikmati tugas,PR dan ulangan online, walhasil berseoeda bermasker menjadi tren, di gang gang menjamur siswa bermain skoter,gejala phubing menjadi gejala sosial yang membahayakan, betjalan melihat HP, betbicara didepan umum sibuk melihat HP, bahkan berkendara sekalipun melihat HP.

Sampai kapan sosial chage ini akan berlangsung, sebagian mempertanyakan ini sebagai sebuah settingan perubahan sosial,sebagian menyatakan ikindisi masih sangat bahaya bahkan ditengarai muncul varian baru,sebagian percaya Vaksin mampu membuat pede, sekalipun vaksin bukan jaminan kekebalan, yang lebih mengerikan munculnya keinginan masyarakat hanya mau mendaftar sekolah swasta jika ada tatap muka, sedang sekolah swasta membiayai sekolah dari SPP, masyarakat menuntut saya akan bayar kalau ada tatap muka, piloting tatap muka bergerak lamban hanya pada sekolah yang lengkap prokes itu sangat selektif.

Pandemi oh pandemi, pengamen semakin banyak dikampung,makan dirumah makan tak lagi nyaman karena suapan dibarengi dengan nyanyian fals pengamen yang tidak memperhatikan pakaian dan wangi tubuh,pajak dan lajak bersiliwetan ide dan gagasan, berbagai macam pajak baru yang konon akan diluncurkank makan nasi uduk dipinggir jalan struknya bertuliskan plus ajak, dan betmacam_macam ide lain yang tersebar di medsos,sisi lain bayang bayang sumber mata pencaharian mulai terancam karena pandemi.

Hadapi pandemi dengan PANDEMI yaitu:

P:perhatian dan perhatikan perubahan,carilah solusi bijak bagaimana kita mengantisipasi dampaknya.

A: Antisipasi srjak dini akibat pandemi, efisiensi belanja, efisiensi tindakan dan eliminer kegiatan yang tidak perlu.

N:Niyatkan optimis dan siap menerima keadaan agar imun tidak turun dan tetqp terjaga kesehatan kita.

D:Dimulai dari diri sendiri, siap menerima perubahan dan kenyataan bahwa pandemi mengajak kita untu merubah diri, gaya hidup,pol kerja,pola interaksi dan pengamalan beragama

E: Empati dirir harusikembangkan,sekalipun isu kebijakan paradoks serongkali kita dengar,sebagai rakyat hendaknya kita tetap kembangkan sikap empati kepada orang lain agar kita termasuk golongan manusia yang terbaik

M:Mengbangkan ide ,kreatifitas yang menguntungkan dimasa pandemi ini,jadilah pemain jangan menjadi korban,dengannmelakukan sesuatu yang dibutuhkan orang lain.

I:Inisiasii dan inovasi diri, harus dilakukan,agar tetap eksis dan bermanfaat, bukan menjadi masyarakat tersisih yang berujung kepada menengadahkan tangan merintih belas kasihan