Saiful Arifin

Saya seorang Guru Teknik Pengelasan yang sederhana, sopan dan lumayan humoris...

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi Dwi Mingguan September 2022

Refleksi Dwi Mingguan September 2022

Setelah beberapa bulan mengikuti PGP yang "katanya" sebagian orang adalah diklat Calon Kepala Sekolah atau Pengawas dan ternyata bila tidak disikapi dengan bijak hal itu bagai candu yang enak dibayangkan tapi kurang baik bagi kesehatan mental....(ini versi saya ya gaes ya) mohon maaf.... Terlebih bagi rekan rekan kami sesama CGP di Yayasan atau sekolah swasta, heem beraaat pemirsa..kok bisa???disamping berat karena tugas tugas tagihan PGP ternyata lebih berat lagi menangkis serangan hoax yang berhembus di kalangan Guru di yayasan bahwa sudah ada calon pengganti Kepala Sekolah meskipun Kepala Sekolah nya masih menjabat...hehehe... Yang sabar nggih Bapak Ibu...Dia memang suka begitu... Oke kita lanjut di materi modul awal yang menjelaskan tentang filosofi dari seorang Pahlawan Pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau mengajarkan bahwa seorang guru yang mempunyai tugas menuntun murid dengan segala kodrat yang dimiliki agar selamat dan bahagia dalam kehidupannya sebagai individu maupun menjadi bagian di masyarakat. Nah salah satu hal yang di harapkan adalah seorang guru yang menghamba pada murid. Eitss jangan salah dulu...menghamba bukan dalam pengertian harfiah yang menyembah atau yang lain yah... Menghamba disini yang dimaksud adalah seorang guru harus mengetahui potensi, keinginan, karakter dan profil murid sehingga apa yang menjadi tujuan murid dalam menuntut ilmu dapat diarahkan dan "dituntun" oleh guru. Dalam proses menuntun tentunya akan muncul berbagai permasalahan dari murid, mulai dari masalah kedisiplinan, pengajaran atau yang lain. Hal inilah yang menjadi tantangan dari seorang CGP untuk membudayakan disiplin positif di lingkungan tempatnya mengajar. Disiplin positif muncul apabila terdapat motivasi internal dari dalam diri murid yang disertai keyakinan akan nilai nilai kebajikan yang mereka anggap sesuai. Penegakan disiplin tidak selalu dengan menggunakan hukuman maupun tindakan yang kurang sportif lainnya. Seorang guru harus mengambil peran sebagai seorang manajer dalam menyelesaikan permasalahan murid. Murid secara sadar mengakui kesalahan dan mencari jalan keluar terbaik dari permasalahan tersebut. Inilah yang dinamakan sebagai disiplin positif. Seorang guru terkadang dalam memposisikan diri nya bertindak sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah bahkan ada yang dianggap sebagai teman serta pemantau. Masing masing peran ini mempunyai kelemahan sekaligus efek samping bagi pribadi guru maupun murid. Nah dalam Program Guru Penggerak, posisi paling bijak dan sesuai ketika menghadapi permasalahan murid adalah posisi guru laksana manajer dimana guru diharapkan memandang permasalahan secara menyeluruh sekaligus mencari sebuah solusi/restitusi yang merupakan jalan keluar terbaik bagi permasalahan tersebut. Dalam sebuah contoh salah satu penyelesaian masalah adalah dengan menggunakan segitiga restitusi dengan beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya adalah 1) menstabilkan identitas, 2) Validasi tindakan yang salah dan 3) menanyakan keyakinan. Dengan beberapa hal yang dimaksud tadi diharapkan apa yang menjadi filosofi pendidikan kita dapat terwujud melalui iklim disiplin serta budaya positif yang ada di lingkungan tempat kita berkarya. Pada modul selanjutnya dibahas mengenai sosok seorang Guru Penggerak yang salah satu Peran yang dimiliki adalah Menjadi Pemimpin Pembelajaran. Dalam mewujudkan peran tersebut, seorang guru diharapkan mampu mempelajari apa saja yang menjadi keinginan serta kebutuhan murid. Karakter, kebutuhan serta keinginan dari murid dapat di ketahui melalui kegiatan assesmen di awal pembelajaran. Nah ini yang baru bagi guru, setelah kebutuhan, minat belajar dll dari murid dapat diketahui maka seorang guru yang "menghamba" pada murid hendaknya melayani pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dari murid murid tersebut . Hal itulah yang menjadi tujuan dari kami belajar pada modul Pembelajaran Berdiferensiasi. Adapun bentuk Pembelajaran berdiferensiasi itu terdiri atas Diferensiasi Proses, Produk, Konten serta Lingkungan yang tentunya tidak meninggalkan tujuan dari belajar itu sendiri.

Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya seorang guru harus dapat mengelola kelas, penampilan serta performance harus tetap terjaga dari awal sampai akhir pembelajaran. Sudah bukan zamannya lagi guru menyampaikan materi dengan marah marah atau mungkin memarahi murid yang mengalami kesulitan belajar, karena seorang guru harus menguasai apa yang dinamakan sebagai KSE (Kompetensi Sosial dan Emosional).

Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman  agar seluruh individu sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL  (Collaborative  for Academic, Social and Emotional Learning) mempunyai tujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Selain itu konsep kesadaran penuh (mindfulness) adalah dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional  (KSE). Dari hal tersebut maka implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam  praktik mengajar guru dan kurikulum akademik,  penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah harus kita wujudkan agar lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat tercipta sehingga seluruh individu sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Guru Tergerak, Bergerak dan menggerakkan... Guru Bergerak Indonesia Maju Terimakasih

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post