Saiful Rokib,S.Pd.I

Saiful Rokib adalah seorang pria sederhana yang dilahirkan sepasang petani yang tinggal di sebuah desa pinggir pantai. Pendidikan SD hingga SMA ia tempuh di Kab...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEMAJUAN BIDANG SASTRA DIMASA DINASTI ABBASIYAH Tagur ke-97

KEMAJUAN BIDANG SASTRA DIMASA DINASTI ABBASIYAH Tagur ke-97

Berikut ini beberapa faktor penyebab perkembangan bidang seni dan sastra dimasa Dinasti Abbasiyah antara lain:

- Stabilitas politik dalam negeri

- Tercapainya kesejahteraan masyarakat

- Sistem pendidikan yang sangat maju dan rasa cinta ilmu yang mendalam

- Hubungan antar budaya yang semakin meningkat

- Penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada para sastrawan

- Kuantitas dan Kualitas sastra yang makin meningkat

A. PROSA

Prosa terdiri dari beberapa bagian, antara lain:

1. Qishshah (kisah) yaitu cerita tentang berbagai hal baik yang fiksi maupun non fiksi. Kisah disusun menurut kronologi yang logis. Jenis-jenis kisah meliputi hikayat, qishshah qasirah/uqshushah (cerita pendek). Kisah-kisah di zaman Dinasti Abbasiyah tidak hanya berisi cerita keagamaan namun juga cerita filsafat.

2. Amtsal (permisalan/peribahasa) dan Al-Hikam (kata mutiara) ialah ungkapan singkat yang berisi nasehat dan pelajaran hidup yang bertujuan untuk membimbing kepribadian dan akhlak. Dimasa Dinasti Abbasiyah peribahasa dan kata mutiara selalu dikaitkan dengan filsafat, sosial dan politik. Tokoh terkenalnya ialah Ibnu Al-Muqaffa yang bernama lengkap Abu Muhammad Abdullah Ruzbih bin Daduya.

3. Tarikh (sejarah) atau Sirah (riwayat) yakni mencakup sejarah beberapa negeri serta kisah perjalanan orang-orang terkenal. Kitab yang terkenal dimasa ini ialah: Mu’jam Al-Baldan (Ensikolopedi Kota dan Negara) karya Yaqut Ar-Rumi (1179-1229 M), Tarikh Al-Hindi (Sejarah India) oleh Al-Biruni (wafat 448 H/1048 M) dan Kitab Al-Hayawan (Buku tentang Binatang) oleh Al-Jahizh.

Adapun para sastrawan yang menonjol dimasa Dinasti Abbasiyah antara lain:

* Ibnu Al-Muqaffa (wafat 143 H) karyanya Kalilah wa Dimnah yang merupakan terjemahan sebuah hikayat berbahasa Sansekerta yang ditulis oleh seorang kasta Brahmana India bernama Baidaba. Judul asli dari buku tersebut adalah Pancatantra.

* Abul Hamid Al-Katib yang bernama lengkap Abdul Hamid bin Yahya Al-Katib (wafat 132 H/750 M) adalah sekretaris khalifah Dinasti Umayyah terakhir, Marwan II. Meninggal dimasa Khalifah Abul Abbas As-Safah berkuasa.

* Al-Jahizh/Al-Jahiz bernama lengkap Abu Utsman Amr bin Bahr Al-Kinani Al-Basri (wafat 869 M). Kata Al-Kinani menunjukkan asal sukunya yakni Kinanah dan Al-Basri menunjukkan kota kelahirannya Basrah. Karyanya yang paling terkenal yakni Kitab Al-Hayawan (Buku tentang Binatang), Kitab Al-Bayan Wal Tabyin (Buku Kefasihan dan Eksposisi) yang berisi tentang komunikasi manusia dan Kitab Al-Bukhala (Buku orang pelit) yang berisi anekdot kisah orang-orang pelit.

* Ibnu Qutaibah (wafat 889 M) memiliki nama lengkap Abdullah bin Muslim bin Qutaibah Ad-Dainuri Al-Marwazi. Beliau menulis lebih dari 60 buku yang berisi berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Kitabnya yang paling terkenal ialah Uyun Al-Akhbar. Adapun kitab-kitab yang di bidang sastra antara lain Adabul Katib, Asy-Syi’ir Wa Asy-Syu’ara (Ensiklopedi Syair dan Penyair), dan sebagainya.

* Prosa yang terkenal pada masa ini ialah buku berjudul Alfu Lailah wa Lailah (1001 Malam). Kitab ini berisi kisah yang bersumber dari 3 kebudayaan besar dunia saat itu, yakni kebudayaan Persia, India dan Arab.

B. PUISI

Puisi dimasa Dinasti Abbasiyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Penggunaan kata uslub (seni) dan ibarat baru.

- Pengutaraan sajak merupakan pelukisan yang hidup.

- Penyusupan ibarat-ibarat filsafat.

- Munculnya banyak kritikus sastra pada masa ini.

Tokoh-tokoh penyair pada masa Dinasti Abbasiyah antara lain:

1. Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya Hasan bin Hani. Syair beliau yang terkenal ialah I’tiraf yang biasa disenandungkan di mushalla dan masjid antara adzan dan iqamah.

2. Abu Atbabiyat (130-211 H).

3. Abu Tamam yang nama lengkapnya adalah Habib bin Awwas Ath-Thaba’I (wafat 232 H).

4. Da’bal bin Ali Wazin Al-Khuza’i (wafat 246 H).

5. Al-Babtury yang nama lengkapnya Abu Ubadab Walid Al-Babtury Al-Qutbany (206-283 H).

6. Ibnu Rumy bernama lengkap Abu Hasan Ali bin Abbas (221-283 H).

7. Al-Mutanabby yang bernama lengkap Abu Thayyib Ahmad Al-Kufi (303-354 H).

8. Al-Mu’arry yang bernama lengkap Abu Aa’la Al-Mua’rry (363-449 H).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ilmunya, salam

17 Oct
Balas

sama2 ibu. mudah2an bermanfaat....

17 Oct



search

New Post