KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM Tagur ke-100
A. KEPERCAYAAN YANG DIANUT MASYARAKAT MADINAH PRA ISLAM
Yatsrib adalah nama lama yang digunakan untuk menyebut Kota Madinah. Dalam hal kepercayaan, masyarakat Kota Madinah berbeda dengan Kota Makkah. Jika masyarakat Makkah mayoritas adalah penganut paganisme (penyembahan terhadap berhala) dan sangat sedikit yang beragama sedangkan masyarakat Madinah memiliki kemajemukan dalam beragama. Adapun Agama dan kepercayaan yang ada di Madinah, antara lain:
1. Paganisme, yakni penyembahan kepada berhala. Paganisme di Madinah sebenarnya saat itu juga merupakan kepercayaan yang merata di seluruh Jazirah Arabia. Selain berhala, penduduk Madinah juga menyembah benda-benda langit dan juga kekuatan alam.
2. Agama Yahudi, yakni risalah yang dibawa oleh Nabi Musa as. Penganut agama Yahudi datang ke Madinah setelah kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda dihancurkan bangsa asing yang menyebabkan mereka melakukan diaspora. Berkali-kali gelombang diaspora (tercerai berainya suatu bangsa) orang-orang Yahudi ke seluruh penjuru dunia, salah satu tujuan mereka adalah Kota Madinah. Gelombang diaspor bangsa Yahudi terjadi sebanyak dua kali, yang pertama yakni saat serangan Raja Nebukadnezar, raja Kerajaan Babilonia pada tahun 597 SM. Dan diaspora kedua terjadi saat serangan Kerajaan Romawi yaitu sekitar tahun 132-135 M.
Adapun suku-suku Yahudi yang menetap di Madinah antara lain:
- Bani Qainuqa
- Bani Ghatafan
- Bani Nadhir
- Bani Quraizhah
Orang-orang Yahudi hidup berdampingan dan bekerjasama dengan kaum muslimin serta menjalankan agama mereka dengan leluasa. Namun pada akhirnya orang-orang Yahudi berkhianat dengan berkomplot dengan orang-orang kafir Quraisy Makkah untuk membunuh Rasulullah SAW. Karena perbuatan mereka, Rasulullah dan kaum muslimin mengusir orang-orang Yahudi dari Kota Madinah. Sehingga Madinah terbebas dari orang-orang Yahudi.
3. Agama Nasrani/Kristen, yakni risalah yang dibawa oleh Nabi Isa as. Mereka berasal dari Najran, negeri Yaman. Rombongan orang-orang Nasrani Najran menetap di Madinah sekitar tahun 343 M.
B. KONDISI SOSIAL MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Kondisi sosial masyarakat Madinah sebelum Islam hampir sama dengan Makkah, mereka saling memerangi antara suku satu dengan suku lainnya. Berikut ini adalah kabilah yang mendiami Kota Madinah antara lain:
1. Kabilah Aus dan Khazraj
Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj adalah sesama kabilah Bangsa Arab yang selalu bermusuhan dan berperang bahkan permusuhan kedua kabilah itu telah berlangsung selama 120 tahun hingga Rasulullah SAW berhasil mempersatukan dua kabilah besar tersebut. Jika dirunut secara silsilah, sebenarnya Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj berasal dari keturunan dua orang laki-laki bersaudara kandung yang berasal dari Suku Azd di negeri Yaman.
Kabilah Aus menetap di dataran tinggi sebelah selatan dan timur Madinah sedangkan Kabilah Khazraj menempati wilayah dataran rendah di utara Madinah. Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj selama masa permusuhan mendapat bantuan senjata dari orang-orang Yahudi. Suku Aus mendapat bantuan dari orang-orang Yahudi Bani Quraizhah sedangkan Kabilah Khazraj mendapat bantuan senjata dari Bani Nadir dan Bani Qainuqa.
Kelak Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj akan melupakan permusuhan mereka dan bahu membahu berdiri di bawah panji Islam yang disebut kaum Anshar dan menjadi penyokong utama perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan syiar agama Islam di samping kaum Muhajirin.
2. Kabilah-kabilah Yahudi
Kabilah-kabilah Yahudi yang tinggal di Madinah tersebar di berbagai tempat di Madinah. Bani Nadhir tinggal di Aliyah, sebuah tempat di Lembah Baththan sejauh 2-3 mil dari Madinah. Tempat tersebut sangat subur dan banyak ditumbuhi kurma, anggur dan tanaman lainnya. Bani Quraizhah tinggal di daerah Mazhur yang terletak di beberapa beberapa mil d selatan Madinah. Sedangkan Bani Qainuqa pada awalnya berdiam di pusat Kota Madinah, kemudian diusir oleh Bani Nadhir dan Quraizhah keluar dari pusat kota Madinah.
Orang-orang Yahudi dan Arab sama-sama berasal dari bangsa yang sama, yakni bangsa Semit yang berakar dari bapak yang sama yakni Nabi Ibrahim as. Orang-orang Arab adalah keturunan dari Nabi Ismail as putra pertama Nabi Ibrahim as dari istri beliau yang bernama Hajar, sedangkan orang-orang Yahudi adalah keturunan dari Nabi Ishaq as putra kedua Nabi Ibrahim as dari istri beliau yang bernama Sarah.
C. KONDISI EKONOMI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Posisi Yatsrib atau Madinah sangat strategis dalam jalur perdagangan. Letak Kota Madinah berada di antara Makkah dan Yaman di selatan dan Syam di utara sehingga menjadikan Kota Madinah sebagai jalur yang selalu ramai dilewati para pedagang.
Walaupun Madinah dikelilingi oleh gunung berbatu, namun Madinah adalah wilayah yang sangat subur. Terdapat lembah-lembah subur yang disebut wadi dan menjadikan Madinah sebagai wilayah pertanian yang menjanjikan. Beberapa wadi yang terkenal di Madinah antara lain Wadi ‘Aqiq, Wadi An-Naqi’, Wadi Al-Hisa, Wadi Buthhan dan lasin sebagainya.
D. KONDISI POLITIK MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Kabilah Aus, Khazraj dan Yahudi sebenarnya bukanlah kabilah pertama yang mendiami Yatsrib. Kabilah yang pertama mendiami Yatsrib adalah Kabilah Amaliqah yang kemudian dikalahkan oleh kabilah-kabilah Yahudi yang datang ke Makkah. Kabilah-kabilah Yahudi pada akhirnya juga tersisihkan setelah kalah dalam peperangan melawan orang-orang Arab, yakni Kabilah Aus dan Khazraj.
Dendam orang-orang Yahudi masih tersisa di dada mereka. Orang-orang Yahudi mencoba memecah belah Kabilah Aus dan Khazraj dengan peperangan selama 120 tahun demi menguasai Kota Madinah kembali. Tipu daya orang-orang Yahudi begitu rapi, sehingga Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj tiada menyadarinya. Dari luar orang-orang Yahudi terlihat membantu Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj untuk meraih kemenangan dengan cara menyumbangkan senjata untuk berperang, namun sebenarnya orang-orang Yahudi sedang menunggu lengah serta lemahnya Kabilah Aus dan Kabilah Khazraj kemudian menguasai Kota Madinah kembali.
Permusuhan orang-orang Yahudi makin memuncak setelah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah yang justru berhasil mempersatukan Kabilah Aus dan Khazraj dan menghentikan ambisi orang-orang Yahudi menguasai Kota Madinah. Persatuan Kabilah Aus dan Khazraj dan ketakutan orang-orang Yahudi terhadap perkembanga Islamlah yang akhirnya mendorong mereka bergabung dengan pasukan kafir Quraisy dalam perang Khandaq atau perang Ahzab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pak sdh berbagi.
sama2 pak. moga bermanfaat