Hidup selalu penuh riak dan gelombang. Akan penuh dengan deruhan dan erangan ombak laut yang begitu kuat. Terkadang kita sendiri merasa tak mampu menghadapi dan melewatinya. Jangankan untuk menghadapi, baru menceburkan diri saja rasa takut akan resiko itu sudah terbayang. Cemas dan ketakutan melanda membuat hidup menjadi tak nyaman.

Memandang kehidupan orang lain itu sungguh nikmat. Terkadang kita terbawa pada evoria dan kemapanan orang lain. Kita menjadi lupa akan diri kita dan kehidupan kita sendiri. Orang lain kita jadikan kiblat akan mode dan gaya hidup yang kita inginkan dan jalani. Padahal terkadang apa yang kita lihat tak sepenuhnya sama dengan kenyataanya. Mereka yang bergelimang harta, kaya raya dan hidup kemewahan, terkadang mereka merasa tersiksa karena sulit berkumpul dengan keluarga, tekanan pekerjaan yang membuat stress, serta tagihan cicilan yang tiada habisnya. Disisi lain, mereka yang sederhana seakan tak punya uang merasa tersiksa karena tak punya harta dan jabatan, tapi mereka punya kedekatan dengan keluarga yang baik dan selalu ada waktu dengan keluarganya. Melihat ini, takaran bahagia dan nyaman itu bukan harta, bukan jabatan, dan bukan uang. Tapi takaran kebahagiaan itu berasal dari dalam diri kita. Apakah kita bisa membuat hidup kita nyaman atau tidak.