Saiin Efendy

Moh. Saiin Efendy dilahirkan di Sidoarjo 21 April 1993. Pendidikan dasar hingga menengah atasnya ia tamatkan di kota kelahiranya. Gelar sarjananya ia peroleh da...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pepesan kosong

Melihat masa lalu, tak mungkin kiranya bisa menjadi seperti saat ini. Pemikiran ini cukup wajar kalau melihat rekam jejak saat kecil dan masa sekolah dulu. Tak fikiran dan angan untuk bisa menjadi seperti saat ini. Bahkan apabila punya fikiran pun, semua itu hanya khayalan yang tak bertuah.

Dahulu ketika masih kanak-kanak dan remaja cukup diakui bahwa diri ini tak mencerminkan sama sekali kalau dewasa nanti bisa menjadi seorang guru. Seorang yang tindak tanduk dalam kehidupanya akan dicontoh oleh orang sekelilingnya. Dikatakan jujur ketika masa kanak-kanak kenakalan saya hampir tidak dapat diampuni. Sekalipun saat itu saya secara prestasi akademik memiliki nilai dan prestasi yang lumayan. Tapi dalam segi sikap dan akhlak sama sekali tak dapat digolongkan dewasanya nanti akan menjadi guru.

Ketika masih sekolah, ruang BK dan buku kasus adalah langganan disetiap tahunnya, hampir selalu ada catatan dalam buku dan ruangan itu. Mulai dari kasus bolos jam pelajaran tidur di perpus, bilang ke kamar mandi tapi tidak balik ke kelas, lompat pagar sekolah jam istirahat, masuk telat, bahkan berantem hanya karena masalah wanita. Lebih parah lagi, pernah pindah 3 sekolah hanya dalam jangka waktu 3 bulan. Melihat fakta itu sepertinya tak pantas kiranya saya menjadi sosok guru disaat ini.

Tapi takdir tuhan tuhan menyatakan lain, berkat pergaulan dan pertemanan, akhirnya dapat mengarahkan jiwa ke arah yang lebih baik. Memiliki cita-cita dan impian masa depan untuk diraih demi orang terkasih dan tersayang. Dari seorang berandalan sekolah, mulai merubah sedikit arah pandangan hidup, bahwa hidup tak selalu hanya untuk kita, tapi ada orang lain yang ada dalam hidup kita, siapa itu?, Orang tua dan pasangan hidup kita, serta anak kita kelak. Kalau hidup hanya untuk memikirkan diri sendiri, bolehlah kita foya-foya dan berhura-hura, tapi tidak, kita ada tanggungan dan tanggung jawab. Apalagi bagi sosok anak laki-laki seperti saya. Pemikiran seperti itu diakhir masa putih abu-abu yang menyadarkan saya, dan kemudian mulai menata masa depan.

Syukur Alhamdulillah, setelah melewati jalan pandang akhirnya profesi guru nyata-nyata saya jalani. Di point' ini, saya merasa flasback kemasa dahulu saya menjadi siswa. Mungkin kiranya perasaan yang saya alami, sama seperti yang guru saya alami dahulu ketika saya nakal. Perasaan jengkel, marah dan murka itu mungkin beliau-beliau rasakan. Saya merasakan hal itu ketika terjun menjadi guru, rasa kesal melihat siswa nakal, pingin marah ketika ada siswa yang dinasihati melawan, murka ketika disikapi siswa remeh. Dalam hati, merasa bersalah kepada guru-guru diwaktu sekolah dahulu, ternyata berat ujian kesabarannya. Hampir setiap hari memupuk rasa sabar dan lemah lembut terhadap siswa. Padahal sabar dan lemah lembut sejatinya sama sekali bukan cerminan diri saya.

Disisi lain, pengalaman nakal ketika menjadi siswa membuat saya mengerti trik-trik siswa yang punya gelagat nakal, siswa suka bolos, dan kode-kode kenakalan siswa. Hal itu yang saya manfaatkan betul dalam melakukan pendidikan kepada siswa. Hampir mayoritas kenakalan siswa dan sikap siswa yang kurang baik dapat saya tangani dan tanggulangi. Itu semua saya pelajari dari diri saya sendiri, saya ketika dahulu sekolah, membolos itu gelagatnya seperti apa, bohong seperti apa, kode nakal seperti apa, dan saya merasa hal-hal seperti tak jauh berbeda. Sehingga secara otomatis saya mengetahui dan bisa mengantisipasinya, dan secara tidak lansung kita bisa mengontrol siswa kita, karena kartu dan kedok kenakalan mereka kita ketahui. Siswa apabila kedoknya sudah diketahui mereka pasti berfikir bahwa semuanya sudah ketahuan.

Jujur pengalaman hidup saya ini, menurut saya sangat mengasyikkan. Segala yang kita rencanakan belum tentu bisa terwujud, tapi segala sesuatu yang ada di dunia akan dapat terwujud dengan direncanakan. Nah lho kok mbuleti...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post