Saiyidati Id

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KATO NAN AMPEK

KATO NAN AMPEK

Tantangan hari ke 8# tantangan gurusiana

KATO NAN AMPEK

Bicara budaya minang tidak lepas dari berbagai macam falsafah adat yang kaya akan makna dan filosofi kehidupan,salah satunya filosofi Kato Nan Ampek(kata yang empat).Filosofi ini dipakai masyarakat minang dalam pergaulan sehari hari yang selaras dengan yang tuo(tua) dihormati ,yang ketek(kecil) di sayangi , samo gadang baok baiyo (dibawa berdiskusi)

Kato Nan Ampek pertama adalah tahu dengan jalan yang mendatar. Maksudnya bagaimana cara bertutur kata dan bersikap kepada orang yang sama besar dengan kita seperti menghargai teman walaupun berbeda pendapat,mengajak mereka belajar bersama,dalam diskusi harus saling menghargai ,mengingatkan mereka jika mereka bersalah ,jangan membuat geng antar teman ,karena akan memicu perselisihan tapi buatlah hal yang positif .Janganlah bekerjasama dalam hal keburukan seperti perkelahian antar pelajar,bersikap emosional ,melakukan tindak krimial ,kebut kebutan di jalan raya ,mengganggu ketenangan umum ,semua itu adalah sesuatu yang harus dihindari .

Kato Nan Amepek ke dua yaitu jalan manurun(menurun),maksudnya bagaiman cara bergaul dengan orang yang lebih kecil dari kita.tentu dalam hal ini kita akan bersikap membimbing , menyayomi ke arah yang lebih baik,mengajari hal hal positif ,karena orang yang lebih kecil dari kita secara harfiahnya mereka ingin disayangi ,mereka belum banyak tahu tentang hidup dan kehidupan ini,artinya si Senior harus mampu menggembleng yang junior.Seperti orang tua kepada anak ,mamak dengan kemenakan atu guru kepada siswa.Artinya yang tua menjadi suri teladana bagi yang muda

Kato Nan ampek ke tiga tahu dengan jalan melereng ,jalan melereng maksudnya kalau kita ibaratkan pada sebuah gunung seolah olah kita berada daerah pinggang bukit atau gunung .daerah lereng biasanya banyak tantangan ,ini dipakai dalam bergaul dengan orang yang dihormati seperti Mamak ,orang tua,Guru,Bertutur kata dengan orang tersebut tidak sembarangan ,ada diksi atau pilihan kata yang membuat mereka tidak marah dan tersinggung.

Kato mandaki adalah yang terakhir,ini adalah filosofi cara berbicara dan menghormati orang yang lebih tua dari kita .Kata yang dipakai disini adalah bicara tidak boleh kasar ,apalagi membentak,disuruh orang tua mengerjakan sesuatu katakan dengan cara yang baik,bicara dan tatakrama ini berlaku antara adik dengan kakak,anak dengan orangtua,kemenakan(ponakan) dengan mamak(om ,tante)

Begitulah tatakrama pada adat istiadat minangkabau yang selalu membudaya sampai sekarang ,dalam pergaulan sehari hari dengan tujuan harmonisasi kehidupan pada masyarakat minangkabau.(Balai Talang,1 Oktober 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Pak....,sukses juga buat Bapak

02 Oct
Balas

Mantab ulasannya bu, saya jadi tahu budaya minang, sukses selalu

02 Oct
Balas



search

New Post