Saiyidati Id

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MUSIM PANEN

MUSIM PANEN

Tantangan gurusiana hari ke 1# Tantangan gurusiana#

MUSIM PANEN

Oleh : Dra. Saiyidati

Tatkala musim panen tiba ,maka lokasi di mana sawahku berada dipenuhi oleh anak anak,remaja dan orang dewasa.Mereka bersenda gurau satu sama lain,ada yang berlari lari kecil di atas pematang sawah,bermain layangan dan ada yang meniup seruling batang padi dengan bunyinya yang khas. Mereka tidak peduli panas terik yang menerpa wajahnya .Begitulah pemandangan yang kurasakan bersama teman teman tatkala musim panen tiba.Satu persatu nampak para ibu dengan beberapa orang bapak bapak yang bekerjasama menyabit batang padi untuk dimasukkan ke alat perontok gabah yang bernama lumbo(red minang).

Tibalah saatnya istirahat, karena hari sudah menunjukkan jam dua belas siang.Para ibu dan remaja yang tergolong dalam suatu kelompok kongsi(bekerja sama mulai dari menanam padi sampai panen) muiai menyuguhkan makan siang dengan samballado rebus daun singkong bercampur terung,dan tak ketinggalan gado gado khas minang .Suasana keakraban terasa sekali dari sepuluh orang yang termasuk dalam kelompok kongsi yang diberi nama Mekarsari.Kolak pisang dengan ketan sebagai hidangan penutup siang itu ikut serta menggembirakan suasana makan siang .Sekali sekali terdengar suara bapak bapak memangil temannya dari kelompok lain yang juga sedang panen .Suatu pemandangan dan suasana keakraban kala itu.

“Mirna,kamu kenapa melamun sambil senyum senyum sendiri ,lagi happy ya”susi menepuk pundakku.Aku setengah kaget sambil menutup laptop yang di dalamnya sedang kuceritakan pengalaman masa kecilku sewaktu aku dan teman teman bergembira ria berlari lari kecil di pematang sawah,.itu terjadi limapuluh tahun yang lalu .”Eh ...kamu mirna ,aku memang lagi senang mengingat masa kecilku ,Ibu dan bapak mengajak aku panen padi di sawah .Aku rindu masa masa itu.Sekarang masa seperti itu sudah tergantikan oleh mesin teknologi mulai dari mengolah sawah sampai panen semuanya pakai mesin.Keakraban sesama petani sudah mulai berkurang .Gotong royong tidak ada lagi .Batinku berkata aku ingin mengolah sawah sendiri ,tapi itu tidak mungkin karena sampai jam 3 kita berada di sekolah ,makanya aku upahkan ke orang lain untuk mengelola sawah ku.”Oh...jadi itu yang kamu pikirkan.Aku paham.Yok kita makan siang ,kan sudah waktunya”Susi menggandeng tanganku ke warung Buk Karti yang berada di kantin sekolah.( Balai Talang 10 Oktober 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih suppornta Pak.......salam literasi

20 Oct
Balas

Menarik ceritanya bu

10 Oct
Balas

Terima kasih supportnya Buk Elva.....salam kenal Buk Elva

20 Oct

Hebat ceritanya bu..mengingatkan waktu kecil saya di sawah bersama bapak dan ibu .. sukses selalu

10 Oct
Balas



search

New Post