Nuni merupakan gadis desa yang sangat cantik dan baik budi pekertinya. Tak heran bila banyak lelaki yang suka padanya. Suatu hari, nuni pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar seperti biasanya. Ia yang tergolong keluarga yang kurang mampu tanpa sungkan tetap membantu ayahnya mencari kayu bakar untuk di jual dan digunakan sehari-hari.

Tampang cantik dan molek bukanlah suatu kelebihan bagi nuni. Ia selalu merasa terganggu setiap saat berpapasan dengan lelaki di kampungnya. Mereka yang melihat kecantikan nuni tak sah rasanya jika tidak mengganggu nuni. Terpesona dengan kecantikan nuni, mereka yang melihat nuni seketika mengikuti ke mana pun nuni pergi. Merasa risih diikuti kemana pun. Nuni pun mengikuti ayahnya kemana pun ayahnya pergi. Dan nuni pun tak mau ditinggal sendiri oleh ayahnya walaupun sebentar saja.

Sementara itu, Rizal adalah pemuda yang rajin mengerjakan shalat tepat waktu. Ia yang kesehariannya menoreh getah pun seperti biasanya mulai berjalan menyusuri kebun getah tempat ia bekerja dan berhenti dari satu pohon ke pohon yang lain.

Nuni yang saat itu sedang mencari kayu bakar, seperti biasanya mulai menyusuri hutan bersama ayahnya. Karena sibuknya mengumpulkan kayu bakar yang berserakan di hutan tersebut, nuni pun tak melihat jalan disekitarnya dengan baik sehingga tersungkur ke tanah sambil berteriak mengaduh kesakitan.

Rizal yang mendengar teriakan pun segera mencari arah sumber suara sambil berlari-lari kecil. Mendapati seorang wanita yang tergeletak, rizal pun beristighfar dengan perlahan dan segera membantu wanita tersebut untuk berdiri. Setelah merasa agak baikan, nuni, ayahnya dan rizal pun berkenalan.

Seiring barjalannya waktu, merasa sudah cocok dengan nuni. Rizal pun segera melamar nuni dan akhirnya mereka pun menikah. Semenjak menikah, nuni pun merasakan keamanan dan kenyamanan. Ia sudah tidak lagi diganggu dengan lelaki yang ia jumpai di jalan. Ia bersyukur atas kehadiran suaminya ditengah-tengah keresahan yang ia alami.