Dra. SALAMAH, M.Pd

Dra. Salamah MPd Guru SMPN 1 Tebing Tinggi Sumut Lahir di Tebing Tinggi, 21 Juli 1969 Tahun 1993 selesai S1 IKIP Negeri Medan jurusan Pend Biologi dan 2013 m...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hasil Akhirnya Sama

Kekhawatiran seorang ibu tak pernah berakhir. Perbincangan ibu-ibu di sela-sela waktu menunggu absen garis besarnya kasih ibu sepanjang jalan. Meski beda versi, beda usia, beda peristiwa tetapi hasil akhirnya sama. Wah, wah, kayak hitungan di matematika saja.

Seorang ibu muda baru melahirkan anak pertamanya merasa panik saat putrinya tak sedikitpun ingin tidur seharian kemarin. Tentu saja berujung kelelahan pada dirinya yang ikut berjaga. Tanpa disadari suhu yang sangat tinggi kemungkinan besar memengaruhi waktu tidur bayi. Apa yang dipikirkan perempuan kisaran 25 tahun itu tak terjangkau hati dan logikanya, tentu saja pencarian sebab lain apakah sakit perut, masuk angin yang terpikir olehnya.

Lain lagi dengan single parent itu, rasa was-was yang berlebihan saat putri tunggalnya mengalami demam. Ini akibat saat gadis kelas empat SD itu kecil mengalami step hingga si ibu merasa anaknya masih kecil saja. Apa yang ada dalam benaknya? Ketergantungan pada ibunya yang selalu mendampinginya, jika anak sakit sang nenek selalu ada untuk mereka.

Siapa bilang anak sudah besar jika sakit tak mengkhawatirkan seorang emak. Kemarin laporannya anak lajang jatuh ditabrak seorang ibu yang sama-sama menggunakan sepeda motor. Perempuan itu dengan bebasnya menggunting jalan yang posisinya searah hingga membuat anak si punya cerita terjatuh. Lecet, pegal di badan, luka, otot kram, bisa terjadi akibat dari semua itu. Semalaman si ibu tak tidur memikirkan sakit badan anaknya yang mungkin tak begitu membahayakan.

Ibu yang berkerudung merah itu mengkhawatirkan keberangkatan anaknya apakah telah tiba di tempat tujuan bersama cucu dan menantunya. Nah, ini lebih seru lagi, anak tetap anak kecil tak pernah dewasa meskipun telah berumah tangga

Kembali ke cerita awal, umumnya ibu-ibu selalu khawatir pada anak-anaknya apalagi saat buah hati mereka sedang sakit atau mengalami musibah. Kapan seorang anak dewasa di hadapan emaknya? Biarlah natural saja, sudah kodratnya ibu-ibu yang menganggap setiap anak serasa masih kecil.

Tutup dulu ceritanya ya ibu-ibu, jika ditunggu terus cuaca akan bertambah panas. Waktunya absen telah tiba, kita bubar dulu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, keren Bu

19 Mar
Balas



search

New Post