Ikutan ah, sebelum acara dimulai dan lokasinya ada di kafe, ya pesan saja apa yang disuka. Pagi itu diriku menjadi bagian dari peserta Seminar Literasi ambil bagian duduk di barisan kedua. Lumayan, tak terlalu dekat ke panggung pembicara.

Topik pembicaraan kali ini bukan tentang seminar literasi melainkan secangkir kopi yang tersuguh di depanku. Ketika ketiga teman di kanan kiriku menyampaikan pesanannya pada petugas kafe aku juga pesan kopi gula aren. Ups! Bukan penggemar kopi tapi ingin tahu saja sensasinya kopi gula aren Kawan Kofie.

Beginilah yang susah untuk disentuh apalagi diteguk. Cangkir merah itu berisi kopi dengan hiasan lukisan tarikan ahlinya. Meskipun sederhana tetapi indah dipandang mata. Mungkin kalau aku yang lukis, ya, ambyar... tanpa bentuk. Tersadar diriku karena teguran mereka yang ada di sebelahku mengapa kopi belum juga diminum. Aha! Belum tahu mereka kalau mengabadikan secangkir kopi ini lebih penting daripada menyenduknya.

Jangan tanya rasanya karena kalau dibahas di sini kalian tak penasaran. So pasti rasanya seindah tampilannya. Nendang? Bisa ya, bahkan menemani ngobrol bersama teman-teman. Sumber suara di bagian depan menyampaikan acara dimulai kopi baru saja dicolek sedikit dengan sendok kecil yang tersedia. Hm... berasa kopinya.