Pagi itu matahari menunjukkan kekuatannya, menyinari permukaan bumi. Cahaya begitu cerah menembus sela-sela dedaunan. Tak hanya itu, sinar datangnyapun diteruskan oleh media air ke batas kedalaman yang bisa menerima cahaya sebelum dipantulkan kembali. Sungguh Maha Kuasa Sang Penciptanya.

Tahukah kawan, diantara makhluk Allah, biotik dan abiotik masih jauh dari jangkauan pancarannya. Semua yang menerima cahaya mentari, ada yang hidup dalam kegelapan siang dan malam. Segerombolan semut di balik rerumputan beriringan di atas hijaunya daun rumput demi mendapatkan sinar mentari. Cacing yang bersembunyi diantara tanah gembur keluar dari gelapnya untuk berjemur sesaat dapatkan cahaya surya di pagi hari.

Jika kita kaji pada diri kita tak semua manusia juga mendapat rezeki yang diberikannya. Ketika awan mulai hitam pertanda hujan akan turun, seketika itu pula angin menghembus awan menuju titik kondensasi pada tempat yang berbeda. Hujan itu bukan milik kita tetapi mereka yang mungkin sangat membutuhkan.

Tak semua orang akan gelisah kita mendengar suara azan pertanda waktu sholat telah tiba. Dia Sang Pemurah, tak pilih kasih jika memberikan rahmatNya, namun tak semua orang pula diberi hati yang peka terhadap lingkungan.

Ah, sudahlah, tak habis kalam jika menceritakan nikmat yang sudah diberikanNya untuk kita. Tak ada yang bisa kita dustakan lagi, hanya tetaplah menjadi penjaga alam agar tak punah perlanan-lahan. Belajarlah untuk bersabar menerima rezeki yang sudah digariskanNya.