MANUSIA TEMPAT LUPA DAN SALAH (Tantangan Hari ke1)
Pengalman baru bisa bergabung dan kenal dengan para penulis hebat di Media Guru, Gurusiana, melalui SAGUSABU. Sebuah fase kehidupan yang menuai sejarah baru dalam hidup ini yang mungkin tidak akan terlupakan dan menjadi semangat baru untuk terus belajar dan belajar. Setelah disadari ilmu dan wawasan yang saya miliki sangat terbatas dibandingkan dengan teman-teman di media guru dan guru siana. Juga dorongan dan motivasi dari teman-teman yang semakin menggelorakan semangat untuk terus berkarya melalui sebuah tulisan. Walaupun syarat dengan kekurangan dan keterbatasan.
Dengan adanya tantangan 30 hari menulis ini, seakan diri ini tidak ingin melewati begitu saja tantangan ini. Penulis juga ingin ikut andil dan berpartisipasi dengan tulisan yang ala kadarnya. Walalupun penulis sedang menyusun satu buah buku yang sampai saat ini belum selesai, walaupun sudah melewati batas yang sudah ditentukan. Tapi dengan kebijakan dan kesabaran para suhu dan senior digurusiana dan media guru sehingga penulis masih bisa diberikan kesempatan untuk melanjutkan tugas ini sampai selesai.
Pada tulisan ini saya sedikit bertafakur dan merenung, kenapa buku yang saya tulis belum selesai sampai saat ini ? ternyata ada beberapa faktor, diantaranya adalah keterbatasan saya dalam mengingat dan menulis sebuah buku. Kebetulan buku yang saya tulis adalah jenisnya memoard. Oleh karenanya, karena jenisnya memoard, itu artinya buku saya berisi tentang fase kehidupan saya dimasa lampau, yang menurut saya lebih mudah karena hanya menulis kembali sejarah kehidupan saya pribadi. Sehingga tidak begitu banyak sumber yang saya ambil.
Namun dalam perjalannya ternyata saya dihadapakn dengan keterbatasan ingatan yang mungkin sudah begitu lama, mulai dari zaman saat SD sampai saat kuliah dan mengajar. Saya kembali mengingat-ingat kejadian, nama orang, nama tempat, dan lain sebagainya. Sehingga harus menghabiskan waktu yang lumayan banyak untuk mengingatnya.
Dari sinilah saya berfikir, ternyata manusia tak bedanya dengan makhluk lain, seperti komputer, robot dan lainnya. Yang membedakan adalah hanya akal yang bias membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi manusia pun tak luput dari lupa dan juga salah tentunya.
Sifat lupa ini lah yang saya hadapi saat ini, ketika sifat ini datang, maka kita sebagai manusia merasa lemah dan tidak berdaya. Walaupun sudah termenung, menggerutkan dahi, mencari suasana yang sepi untuk mengingat-ingat suatu hal karena lupa, tapi kalau Allah belum mengembalikan ingatan kita, maka apa yang kita lakukan adalah sia-sia.
Maka dari itu manusia adalah tempatnya dosa dan lupa, sesuai dengan pepatah arab “Al-Insan mahalul Khoto Wan Nisyan”, yang artinya, manusia adalah tempatnya dosa dan lupa. Sudah selayaknya lah karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa, maka manusia harus tetap bersandar kepada Allah SWT yang telah memberikan akal, fikiran kepada kita sebagai manusia. Kita harus sadar kita adalah makhluk yang lemah, maka saat Allah melupakan sedikit ingatan kita, janganlah lupa kita memohon kepadaNYA agar Allah kembalikan ingatan kita. Laa hawla walaa quwwata Illa billaahil ‘aliyyil ‘adzim. Tiada data dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.
Tak bedanya dengan saya, ketika megingat kembali nama-nama teman SD, kejadian saat di SD, dengan begitu susah payahnya saya mengingat dan menyendiri agar supaya saya kembali mengingatnya, tetapi tetap saja tidak ingat. Begitupun dalam hal lain, saat kita lupa meletakkan barang, dan mencari-cari nya ditempat yang kita pernah lalui, kita terus mengingatnya sampai menanyakan orang-orang yang ada dirumah. Anak, istri, suami, pembantu semua di tanya, padahal kita yang menaruhnya. Seperti murid saya saat itu dikelas yang ribut mencari pinsil untuk menulis, sampai mencari diseluruh meja teman-temannya yang ada dikelas tersebut, tak lupa ia bertanya kepada teman-temannya, sampailah terdengar keributan ditelinga saya, dan saya bertanya .
“Ada apa anak-anak, ko berisik?”. Saya bertanya penasaran kepada anak-anak.
“Pinsil saya hilang pak”. Salah satu anak menjawab dengan wajah yang hampir menangis .
Lalu saya melihat wajah nya yang sudah memerah karena ia takut ketinggalan menulis. Dan saya terus perhatikan wajahnya, sampailah pandangan saya tertuju ditelinganya, saya melihat ada benda kecil panjang yang terselip di antara telinga dan rambut kepalanya.
“Itu apa di telingamu?” saya bertanya sambil menunjuk telinganya.
“ko pinsil saya ada disini pak” jawab anak sambil cengar cengir.
Serupuut,,,,,,
Salman Al Farisi
Cikarang Utara, 16 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, cerita ringan tapi mengingatkan dan memotivasi. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terimakasih bu... Aamiin...
Terimakasih bu... Aamiin... Mhon arahan dan bimbingan nya...
Tulisannya keren.. Biar tidak lupa ditulis di handphone dan di foto. Sukses ya
Aaamiin.. Terimakasih ya bu...
Setuju pak karena saya juga sering lupa
Mantaaaps...memang manusia itu tpt nya lupa...maka kita harus sadar dengan kekurangan itu...lanjut ustdz salman
Artikel yg bagus, lanjutkan
terimakasih semua...