TAWADHU UNTUK TAKABUR (Tantangan hari ke2)
Sering kita mendengar kata tawadhu dan takabur, dua kata ini adalah kata yang saling berlawanan. Tawadhu artinya rendah hati dan takabur artinya sombong. Dimana tawadhu adalah sifat yang terpuji dan takabur adalah sifat yang tidak terpuji. Sehingga orang yang memiliki sifat tawadhu, pasti akan disenangi banyak orang, namun orang yang memiliki sifat takabur akan dijauhi bahkan dibenci sama orang lain.
Namun apa jadinya jika dua kata ini dijadikan sebuah kalimat yang memiliki satu makna yaitu Tawadhu untuk takabur. Barangkali diantara kita baru mendengar kalimat ini, dan mungkin masih bingung dengan makna dan tujuan tulisan ini.
Para pembaca yang berbahagia, Allah telah memberikan akal dan fikiran kepada kita, dengan tujuan kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun Allah juga menciptakan nafsu yang selalu mengganggu akal, fikiran serta hati kita untuk senantiasa meninggalkan segala perintah Allah. Maka nafsu inilah yang dapat menghantarkan kita kedalam sifat takabur.
Tawadhu merupakan sifat yang dicintai dan diperintahkan Allah SWT, sebagaimana firman NYA didalam surat Al-Furqon ayat 63 yang artinya "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan".
Ayat diatas menjelaskan kita sebagai manusia harus rendah hati kepada siapapun dan rendah hati dalam hal apapun. Di saat kita memiliki harta yang banyak, maka dengan kerendahan hati kita jangan sampai memamerkan kekayaan yang kita miliki dihadapan orang-orang miskin. Disaat kita memiliki jabatan tinggi, maka dengan kerendahan hati jangan sampai kita merendahkan orang yang lebih rendah jabatannya dari kita.
Maka disaat kita bisa menjaga hati kita dari sifat takabur, niscaya orang-orang yang ada disekeliling kita akan senang dengan kehadiran kita. Namun sebaliknya, jika hati kita tidak bisa menjaga dari sifat takabur, maka bersiaplah orang-orang yang ada di sekeliling kita akan semakin menjauh.
Barangkali kita dapat membedakan dua sifat diatas dengan sangat jelas, dan kita pasti sudah pahami bersama akan dampak dari dua sifat tersebut. Namun apakah kita sudah menyadari sikap tawadhu yang kita lakukan selama ini sudah ada dijalan yang lurus? Sehingga tawadhu kita bukan dikategorikan tawadhu untuk takabur.
Jawaban nya ada didalam hati kita masing-masing. Dan kita selalu berdo’a semoga Allah menjauhkan kita semua dari sifat takabur sehingga dapat menghapuskan amal baik yang telah kita lakukan.
Tawadhu untuk takabur merupakan sebuah sifat rendah hati yang bertujuan agar rendah hati yang dilakukan ini dapat dipuji dan di muliakan oleh orang lain, sehingga muncul lah penyakit hati yang seakan bangga dan merasa diri lebih mulia dan lebih baik dari orang lain. Semoga Allah senantiasa menjaga hati kita dari segala macam penyakit hati ini, dan dapat mengaplikasikan tawadhu hanya karena mengharap ridho Allah SWT.
Wallah a’lam bis shoab.
Sukatani, 17 Januari 2019
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Paparan yang mantaps. Namun lebih enaknya judulnya Takabur di Balik Tawadhu. Mungkin. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terimakasih masukan nya bu... Sangat bermanfaat
Keren tulisannya,penuh makna dan nasehat diri. Sukses ya
Aamin..makasih bu,,, sukses selalu buat bu yayah juga...
Semoga kita dijadikan orang orang yang tawadhu karena Allah bukan karena selain Allah.