samlay

Guru biasa yang biasa-biasa saja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru dan Kekhawatiran Politik

Guru dan Kekhawatiran Politik

Gaung pemilihan presiden tahun ini memang berbeda dengan pemilihan presiden pada episode-episode sebelumnya. Pada episode kali ini masyarakat cenderung lebih aktif dan responsif dalam menyikapi polemik pemilihan presiden. Aktif dalam mendukung pernyataan pasangan calonnya maupun responsif terhadap pernyataan yang menyerang pasangan calonnya.

Dalam frame demokrasi perilaku seperti ini bisa menjadi satu indikator bahwa masyarakat kita sekarang lebih melek terhadap dinamika politik yang sedang berkembang dibandingkan masa sebelumnya.

Guru sebagai bagian dari masyarakat pun tak lepas dari hiruk pikuk pesta demokrasi kali ini. Di dunia nyata maupun dunia maya tak sedikit guru yang ikut serta dalam menyuarakan aspirasi politiknya. Ada yang secara terang-terangan mendukung salah satu pasangan calon, ada pula yang secara terbuka menyerang lawan pasangan calonnya. Mirisnya, terkadang dukungan maupun serangan ini tanpa disadari telah membuat guru terperosok dalam kesesatan penalaran. Salah satu contohnya adalah dengan ikut menyebarkan berita yang belum teruji kebenarannya alias Hoax.

Kedahsyatan Hoax memang sudah tak bisa dipungkiri. Virus ini menerjang siapapun tanpa ampun. Dari masyarakat ekonomi rendah hingga ekonomi tinggi. Dari rakyat jelata bahkan hingga para akademisi. Virus ini bekerja secara simultan membentuk sebuah opini yang mengedepankan perasaan ketimbang rasionalitas berfikir.

Bagi saya pribadi perilaku seperti ini memberikan kekhawatiran . Saya khawatir guru sudah bertransformasi dari agen pendidikan menjadi agen partai politik. Saya khawatir guru terjerumus dalam polarisasi perspektif ketimbang perspektif komprehensif. Saya khawatir guru terjebak dalam intrik-intrik politik yang justru menjauhkannya dari nilai-nilai pendidikan. Dan pada akhirnya saya pun khawatir guru tak lagi menjadi sosok yang patut digugu dan ditiru oleh peserta didiknya.

Politik sejatinya merupakan sebuah sarana yang disediakan negara bagi warganya untuk mencapai cita-cita bersama. Guru sebagai bagian dari entitas warga negara memang sudah selayaknya untuk ikut berperan serta dalam mewujudkan cita-cita itu. Namun tentunya peran itu harus tetap berada pada koridor hukum yang berlaku serta tanpa melupakan identitasnya sebagai sosok guru yang mengedepankan rasionalitas berfikir dan memancarkan nilai-nilai kemuliaan.

Salam Karawang, 21-04-2019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam kenal mas Agus,. Terima kasih

21 Apr
Balas

Saya setuji mas Sigit. Sudah seharusnya guru itu menjadi sang pencerah yang mengedepankan logika. Salam kenal.

21 Apr
Balas



search

New Post