Selamat Tinggal Gurusiana
Berat rasanya menuliskan judul di atas, namun apa daya kita hanya manusia yang memiliki keterbatasan. Meski ikatan emosional ini begitu kuat , meski hasrat untuk tetap menulis begitu menggebu namun aku tetap saja manusia biasa dengan segala keterbatasan yang ada.
Dengan berbagai pertimbangan pada akhirnya kuputuskan untuk menguatkan diri menuliskan kalimat ini ' selamat tinggal gurusiana'.
Paragraf di atas adalah salah satu contoh paragraf sederhana yang mengajak emosi para pembaca untuk masuk kedalam tulisan anda.
Salam gurusianers.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Contoh judu yang luar biasa hebat. @ salam hormat Pak Sigit
Salam hangat juga
Keren nih, gebrakan baru untuk mengundang orang mampir ke rumah maya-nya, dengan judul-judul yang menantang haha..
Hahaha
Sudah kuduga.. hahaha..
Wah, harus ganti strategi nih.. hahaa
Selamat tinggal pak Sigit. Karena saya juga terbawa emosi untuk membaca tulisan pak Sigit.
Hihihi, kena deh..
Sepertinya saya perlu mencopot sepatu saya Pak.....hi...hi...
Silahkan Bu, asalkan saya ada diluar jangkauan lemparan ibu..hihihi