samlay

Guru biasa yang biasa-biasa saja...

Selengkapnya
Navigasi Web
Untung yang malang.. (Bag. 1)

Untung yang malang.. (Bag. 1)

Namanya Untung, Usianya saat ini 21 tahun, mahasiswa tingkat tiga di sebuah kampus swasta di Ibukota, lahir dan dibesarkan di salah satu daerah di ujung timur pulau jawa ini. Pemuda lugu yang murah senyum ini nekat Mengadu nasib ke ibukota untuk mendapat penghidupan yang lebih baik serta demi mengejar cita citanya sedari kecil untuk menjadi seorang sarjana. Maklum saja, Mayoritas kawan kawan sebayanya bekerja sebagai petani atau menjadi buruh kasar di kampungnya. Untung tak ingin seperti itu, Untung ingin membuat perbedaan, dia ingin menjadi warga pertama dari kampungnya yang menjadi seorang sarjana. Untung sadar untuk mengejar cita citanya tersebut dia harus siap berjuang sekuat tenaga mencari uang untuk membiayai kuliahnya, maklum saja orangtua Untung dari kalangan yang kurang mampu.

Pagi itu lain dari biasanya, Untung tampak muram dan jarang tersenyum. Dilihatnya berkali kali secarik kertas seolah tak percaya dengan informasi yang tertera di dalamnya. Sejenak kemudian dilipat dan dimasukkannya kertas itu kedalam sakunya lalu mengambil sapu untuk memulai pekerjaannya . oiya, Untung Bekerja sebagai Cleaning Service di Kampus itu. Disusurinya kelas demi kelas , dipungutinya sampah sampah sisa sisa makanan para mahasiswa yang tercecer di lantai. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, untung kembali ke tempat tinggalnya yaitu sebuah ruangan disudut kampus itu.

Direbahkan tubuhnya, menatap hampa ke langit langit kamarnya. Hampir setiap malam dia habiskan untuk membaca berbagai buku pelajaran , jangankan Cuma buku, koran bekas yang biasa ditemukan di ruang dosen pun ia baca. Semua karena rasa keingintahuannya yang tinggi akan sebuah wawasan. Namun tiba tiba dalam keheningan itu dia dikagetkan dengan kedatangan seorang kawan. “ Tung, loe dipanggil dosen wali loe tuh” Ujar sang kawan, “ ada apa ya?” timpal Untung dengan logat jawa nya yang begitu kental.

“ kagak tau, udah sono loe samperin sekarang!” perintah kawannya. Untung segera bangun dari posisinya, merapikan baju dan berlalu menuju ruangan dosen walinya.

‘Assalamualikum Pak’ sapa untung dengan suara datar. ‘waalaikum salam, sini duduk Tung’ ujar sang dosen. ‘ maaf pak, bapak manggil saya ada apa ya?’ Untung mengawali pembicaraanya. ‘begini Tung, Akhir Akhir ini saya perhatikan Nilai kamu tiap semester semakin berkurang, kamu ada kesulitan atau ada masalah dalam perkuliahan kamu?’ tanya sang dosen. Untung tak segera menjawab, fikirannya kembali kepada secarik kertas yang dia baca pagi ini “emm, anu pak, gak ada apa apa pak, mungkin saya yang kurang belajar saja” ucap Untung dengan nada sedikit ragu. “ ya sudah , kalo memang tidak ada apa apa, coba lah untuk belajar lebih giat lagi ya”, pesan dosennya. Tak lama kemudian Untung pun keluar dari ruangan itu dengan wajah yang sendu, entah apa yang ada di benaknya.

Jam dinding Sudah menunjukkan Pukul 14.00, waktunya bagi Untung untuk mengikuti perkuliahan. Diambilnya tas kusam di pojok ruang kamarnya, di minumnya air mineral dari gelas milik ibu kantin yang memang lupa ia kembalikan. Untung pun Bergegas pergi dengan berlari lari kecil menuju ruang kelasnya.

Bersambung..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post