Samsiati Uhibbukafillah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bola Ghaib yang Misterius

Bu Endah belum terpejam. Matanya enggan untuk diajak lelap dalam tidur. Badan sudah dibolak Bali tapi tetap tak nyaman. Tidak seperti malam biasanya. Hari itu di malam Rabu terasa berbeda. Suasana masih sama hanya saja mata lama tak mau tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Ia pun pindah ke kamar menemani anak sulungnya dan menggendong bayinya. Bayinya ia gendong dan didekatkan pada kakaknya. Sementara suaminya masih ronda malam.

Selama tidak bisa tidur, Bu Endah terus berdzikir. Kadang pikirannya melayang teringat emaknya yang ada di desa. Ia mendoakannya agar sehat dan banyak rejeki. Begitu juga doa yang sama untuk saudara-saudaranya. Doa untuk keluarganya. Tidak ketinggalan ia juga berdoa untuk bapaknya yang sudah tiada.

Doa sudah diungkapkan pada sang pencipta. Tapi ia tetap juga belum bisa tidur. Ia memandangi dua anaknya, Diksya dan Salsa. Ia mendoakannya agar kelak jadi orang sukses dan bisa kuliah sampai S2. Bu Endah masih saja berguling sambil hatinya nerdzikir dan berdoa. Ia masih mendengar tetangganya yang pulang kerja shif malam sekitar pukul 24.00. Meski beberapa kali menguap, namun Bu Endah belum tidur juga. Ia memejamkan mata pelan-pelan. Sayup-sayup terdengar suara serangga seperti tawon yang berdengung di ruang tengah. Suara itu makin keras dan mendekat. Ining sekali Bu Endah bangun dan membuka pintu kamar lalu mengusir serangga yang bunyinya mirip dengan tawon. Tapi sayang, badannya tidak bisa digerakkan. Ia ingin bangkit tapi tidak bisa. Ia pun memohon pada Allah agar bisa bangun dari kekakuan. Kekakuan seperti terkena efek gaib yang kerap ia alami di masa SMA dulu. Tak terasa serangga itu seperti menembus pintu kamar dan mendekati Bu Endah. Persis di depan wajahnya seakan berbentuk bola dengan duri duri tajam. Bu Endahpun semakin berdzikir dan memohon kepada Allah agar melindunginya. Saat hendak masuk mendekati telinga, seketika Bu Endah terbangun. Ia ber bersyukur pada Allah. Ia masih bertanya-tanya, "Suara apa itu, serangga apa itu, kenapa menyerangku?" Ia pun berdzikir kembali dan akan lebih hati-hati.

#tantangan gurusiana ke-38

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pentigrafnya bun...

26 Aug
Balas

Terima kasih supportnya. Sukses juga untuk Bu Nuryasni.

27 Aug

Dengan berdzikir hati menjadi tenang yabun. Sukses selalu.salam literasi

26 Aug
Balas

Iya. Suskses juga buat Bu Yenti.

27 Aug



search

New Post