Pecahnya Penantian
Beberapa hari Bu Ema tidak datang bulan. Namun ia urung untuk memeriksakan kandungan. Sudah dua pekan ia terlambat. Ia tidak juga mau mengambil alat tes kehamilan. Sudah sepuluh tahun penantian itu menghadirkan kekecewaan. Tiap kali cek hasilnya selalu negatif. Baik dengan alat tes yang murah maupun yang mahal, hasilnya sama yaitu negatif. Rasanya ia menjadi trauma dengan alat itu. Ia juga takut jika suaminya kecewa ketika mendengar hasilnya.
Menanti. Bu Ema hanya bisa menanti. Biarlah waktu yang akan membuka tabir itu. Ia tak mau berlarut dalam kekecewaan. Ia meyakinkan pada suaminya bahwa titipan sang buah hati sudah dicatat oleh yang kakiki. Suaminya juga pengertian. Ia tak menuntut kalau Bu Ema harus segera punya anak. Karena bisa jadi bukan Bu Ema yang punya masalah tetapi suaminya. Mereka memilih menyayangi anak yatim di sekitar rumahnya. Hampir setiap hari mereka memberi makan. Terlebih di hari Jumat. Mereka memberinya santunan.
Di hari Jumat Bu Ema dan suaminya lebih sibuk. Mereka memasak banyak makanan. Mereka berkeliling di perumahan memberi makan anak yatim. Tidak hanya itu. Di hari itu, Bu Ema mengajak suaminya untuk turun ke jalanan. Makanan masih banyak dan Bu Ema ingin memberi pada anak yang ada di lampu merah. Saat memberi makan pada anak jalanan, Bu Ema tiba-tiba pingsan. Karena khawatir, suaminya segera membawanya ke klinik terdekat. Pecah kesedihan menjadi kebahagiaan tatkala dokter berkata, "Selamat Ya Pak, Bu, kalian akan menjadi orangtua."
#tantangan gurusiana ke-36
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alhamdulillah... selamat bu Ema... Sukses selalu
Terima kasih supportnya. Sukses juga buat Bu yanti