Samsiati Uhibbukafillah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mencegah Apatis dengan Optimis

Mencegah Apatis dengan Optimis

 

Mencegah Apatis dengan Optimis

 

Oleh: Samsiati, S.KM. S.Pd

 

 

 

Rudi adalah seorang guru swasta. Ia santai menghadapi kebijakan pemerintah tentang pembelajaran jarak jauh dan work from home. Siswanya yang masih SD agak susah diajak untuk PJJ. Ia sering memberi tugas tetapi siswa tidak membalas. Saat kenaikan kelas, orangtua juga mengambil hasil belajar siswa dengan malas. Pak Rudi menjadi apatis. Pak Rudi kadang membuat kreativitas baru tetapi sering ditepis. Masa depan siswapun menjadi miris.

 

Di sebrang sekolah juga ada guru. Pak Rahmat namanya. Ia menghadapi murid dengan masalah yang sama. Namun Pak Rahmat menghadapi masalah tersebut dengan rasa syukur dan nikmat. Ia membuat tugas dan mengantarkan di depan pintu rumah siswa. Setiap hari ia agendakan berkunjung ke 4 siswa untuk mengajari siswa. Ia juga memberikan masker kepada siswanya. Ia menjahit sendiri masker tersebut dari sarung miliknya. Melihat sikap gurunya, orangtua pun menjadi segan dan ikut mengajari anaknya. Murid menjadi semangat belajar.

 

Dua ilustrasi tersebut menggambarkan pentingnya sikap guru dalam menghadapi muridnya. Guru yang bersikap optimis akan mampu membangun pondasi kuat murid agar bertahan dalam kondisi pendidikan era covid. Sementara guru yang apatis dalam PJJ dan belajar dari rumah semakin membuat murid malas untuk berbenah.

 

Merujuk Permendikbud 15 Tahun 2018, tugas pokok guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Begitu juga dengan semboyan Ki Hajar Dewantara  yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Semboyan ini memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Di era pandemik covid ini, peran guru sangatlah penting bagi kemajuan pendidikan dan peradaban bangsa Indonesia.

 

Mencegah Apatis dengan Optimis

 

            Menurut Luis Rey. Apatis dalam ilmu psikologi adalah suatu kondisi kejiwaan suatu individu yang ditandai dengan ketidaktertarikan, ketidakpedulian terhadap kehidupan sosial, fisik atau emosional. Guru yang apatis terhadap siswanya dapat menghancurkan masa depan bangsa. Pembelajaran dilakukan secara asal-asalan. Guru lebih sibuk posting jualan untuk mencari tambahan penghasilan. Tupoksi guru sering terbengkalai. Oleh karena itu, penulis menghadirkan 7 strategi yang disingkat optimis. Optimis memiliki kepanjangan: Optimalisasi sumber daya, Perubahan mindset, Teratur dalam manajemen waktu, Ikuti webinar, Modifikasi pembelajaran, Interaksi yang intensif, dan Senang (tidak stress).

 

Pertama, optimalisasi sumber daya. Dalam menghadapi PJJ ataupun BDR seorang guru perlu mencari solusi terbaik dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik fisik, peralatan, maupun lingkungan. Kedua, perubahan mindset. Perubahan mindset di sini adalah yang reformatif (menuju hal yang baik). Guru harus mampu menyesuaikan dengan aturan pemerintah. Ketiga, teratur dalam manajemen waktu. Seorang guru perlu mengatur waktu agar lebih teratur. Mana waktu untuk bekerja di sekolah dan mana waktu untuk menjalankan peran di rumah.

 

Keempat, ikuti webinar. Kemendikbud telah membuka banyak kegiatan webinar secara gratis. Tugas guru adalah mengikuti webinar dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.

 

Kelima, modifikasi pembelajaran. Setelah guru mengikuti banyak webinar tentunya memiliki pandangan yang lebih baik dalam mendesain pembelajaran. Misalnya saja dalam membuat media pembelajaran. Yang tadinya hanya powerpoint, setelah mengikuti webinar bisa membuat video pembelajaran.

 

Keenam, Interaksi yang intensif. Penting bagi guru untuk menjaga interaksi pada siswa maupun orangtua. Dalam dunia pendidikan, pelayanan menjadi prioritas.

 

Ketujuh, senang. Ini yang penting, guru tidak perlu panik dan stress dalam menghadapi pembelajaran yang unik di masa covid. Jika guru sudah merasa senang dalam aktivitas maka jiwa pun akan lebih tenang.

 

Strategi optimis sangat tepat dimiliki guru dalam mendidik siswa guna memajukan bangsa Indonesia. Strategi tersebut akan membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang ada akibat covid terutama di dunia pendidikan. Strategi tersebut akan berjalan beriringan dengan program Kemendikbud tentang guru pengerak, webinar, guru berbagi, dan lainnya. Strategi Optimis akan cegah apatis guru. Saatnya guru merdeka belajar dan merdeka berkarya.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Artikel yang luar biasa. Salam sukses bu

10 Nov
Balas



search

New Post