Tak Jadi Pulang
Syasya berlari menerjang jalanan dan ingin pulang ke rumah. Ia Ngin minta maaf pada suaminya. Nasihat dari Kyai di masjid tua tempat saat ia sedang galau terus menghantuinya. "Seorang istri tak sepatutnya meninggalkan suami walau sedang kesal yang memuncak. Dosa besar!" Kata itu terus terdengar di telinga Syasya. Ia masih ingat bahwa suaminya sebenarnya baik. Ia sering berjanji akan membelikan ini itu agar Syasya merasa senang. Tapi janji itu tak kunjung ditepati karena suaminya di PHK akibat pandemi covid. Cari kerja juga susah. Tabungan semakin menipis dan punah. Padahal sebelum covid datang rumah tangganya baik baik saja. Setiap akhir pekan Syasya diajak makan di luar. Saat ultahnya juga ia selalu memberi kejutan. Hanya tahun pandemi itu suaminya tak memberi kado special. Ucapan ulang tahun pun tak keluar dari mulut suaminya sebab suaminya masih fokus pada pencarian kerja.
Syasa menyesal. Ia terus mengingat kebaikan suaminya. Seharusnya ia tak meninggalkan suaminya. Apalagi suaminya sedang demam tinggi. Memasuki gang di dekat rumahnya ia terkejut. Banyak orang berlalu lalang memakai pakaian hitam. Di rumahnya pun berkibar bendera kuning tanda berduka. Syasya semakin menyesal. "Jangan-jangan suamiku telah tiada," batinnya mengusik. Air matanya tak bisa ditahan. Ia lari dan masuk rumah. Dilihatnya suaminya memakai baju putih. Ia tertunduk dan membaca "Yasin." Di sampingnya terlihat mayat berkerudung dan cantik. Wajahnya mirip dengan Syasya. Syasya bertanya pada suaminya, "Siapa wanita yang mirip denganku itu, Mas?" Suaminya tidak menjawab. Syasya memeluk suaminya tetapi tak bisa. Ia mencoba lagi dan gagal lagi.
Syasya menyesal untuk ketiga kalinya. Ia menyadari bahwa dirinya telah tiada. Ia mengingat kembali saat berlari menerjang jalalan Ternyata ada mobil yang menabraknya. Ia berusaha bangkit dan berlari lagi. Ternyata ia sudah tiada. Syasya menangis dan meminta maaf pada suaminya. "Sudah saya maafkan, Dek. Bangun, istighfar," ujar suaminya. Syasya terbangun dan langsung memeluk suaminya. "Aku harus lebih berbakti pada suamiku sebelum pulang," kata Syasya yang tak ingin menyesal berkali kali.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waow keren twistnya bund, trnyata cuma mimpi