Mimin dan Momon berkuda besi menuju lokasi. Berbekal daya ingat ia tidak ingin terlewat. Cuss langsung menuju alamat yang ia terima via ponsel. Lokasi yang dituju tidaklah asing sebab 5 tahun 10 tahun yang lalu ia sering kalau lalang di tempat tersebut.

Sepanjang perjalanan hanya tengok kanan kiri. Banyak perubahan terjadi. Hanya pombensin di pertigaan jalan yang masih sama. Selain itu sudah banyak penjual dan toko di kanan kiri jalan menuju kampus hijau. Ia pun teringat fasilitas google map. Dengan sigap Mimin mengetik lokasi yang dituju. Kurang lebih 20 menit. Mereka pun lanjut berpacu dengan kuda besinya. Lama tapi sepertinya sudah keluar dari zona lokasi yang ia cari. Setelah cek Google map ternyata benar. Nama lokasi sama tapi daerah yang dituju beda. Akhirnya mereka memutuskan untuk puter balik dan menuju rumah saudara yang ada di dekat lokasi. Sampai di rumah saudara, mereka terkejut karena rumah sudah dihuni oleh orang lain.

Mereka memutuskan untuk beristirahat di pinggir jalan dan makan. Mereka pesan 2 nasi pecel dan gorengan. Sambil istirahat ia telpon no yang akan dikirim paketnya. Ternyata si penerima sedang mudik. Alhasil paket diminta dititipkan ke temannya. Lokasinya pun di share. Muter lagi menuju lokasi target. "Lha ini kan lokasi pertama saat sampai di kampus," kata Momon terheran. Sudah di jam muter muter tenyata balik ke titik awal. Seperti itulah hidup. Jika tujuan hanya diketahui setengah makan akan terengah-engah menjalaninya, terdampar pada tempat yang sebenarnya tepat. Tapi hanya dilalui sebagai singgahan. Berputar lagi sampai kelelahan membutuhkan pertolongan.