Samsimar

Lahir di Indarung 26 Februari 1969 Kepala Sekolah SD Negeri 03 Sintuk Toboh Gadang. Kab. Padang Pariaman. Mempunyai 5 orang anak...

Selengkapnya
Navigasi Web
DONGENG CICAK DAN KUCING

DONGENG CICAK DAN KUCING

CICAK DAN KUCING

#Tantangan Gurusiana hari ke-47

Bagian 2

Sampai di depan rumah Cicak melihat Kucing sudah menunggunya dengan mata garang. Ekornya bergerak-gerak menandakan dia sangat bengis. Melihat pemandangan itu nyali Cicak langsung ciut. Cicak dengan gemetaran, lalu dia menyapa Kucing

“Ma..ma..maaf, Cing! Aaa..aku pulang terlambat!” kata Cicak terbata-bata dan suara hampir tak terdengar, karena sangat takut

“Mengapa kau pulang terlambat, hah?” tanya Kucing dengan gigi gemerutuk dan mata merah.

“Aku diajak teman-temanku berjoget sampai larut malam. Aku ketiduran karena lelah. Maafkan aku Cing. Mengapa kau marah begini, padaku?” tanya Cicak semakin ketakutan.

“Lihat dirimu, Cak! Cincinku yang kau jadikan kalung, mana?” tanya Kucing dengan sangat marah. Gigi Kucing yang menyeringai membuat Cicak semakin takut. Dia menunduk, tidak berani memandang wajah Kucing.

Mendengar kata “kalung,” spontan Cicak meraba lehernya. Ya..ampun,kemana hilangnya kalung, eh..cincin itu?” pikir Cicak sangat kalut.

Cicak makin menggigil ketakutan. Napasnya tersengal-sengal, bahkan terasa hampir putus karena Kucing menerkamnya. Kuku-kuku Kucing yang tajam, terasa menusuk sampai tulang sum-sumnya. “Tamatlah riwayatku!” kata pikir Cicak dalam hati.

“Ampun Cing, jangan bunuh aku! Kita sudah lama bersahabat! Masa kau tega membunuh aku?” kata Cicak mengingatkan Kucing.

Kucing mengendorkan terkamannya. Dalam hati nya Kucing kasian pada Cicak yang sudah tak berdaya. Kemudian dia berkata:

“Kau harus bertanggung jawab, Cak. Cincin itu peninggalan nenek moyangku. Itu satu-satunya hartaku yang sangat berharga. Tapi kau tega menghilangkannya. Kau harus mencarinya kembali sampai ketemu!” jelas Kucing sambil berlinang air mata.

“Baik.., baiklah Cing. Aku akan mencari cincinmu sampai ketemu. Sebagai jaminan, ku tinggalkan ekorku padamu. Lepaskanlah aku, Cing!” kata Cicak memohon.

Maka Kucing pun melepaskan Cicak dari cengkeramnya. Dengan tubuh yang masih menggigil, Cicak melepaskan ekornya dan memberikannya pada Kucing. Kemudian dia pergi kembali ke tempat pesta tadi malam. Kucing mempermainkan ekor Cicak yang ditinggalkannya sebagai jaminan.

Tapi apa yang terjadi? Sudah penat matanya mencari cincin Kucing tidak kunjung ditemukan. Mata Cicak sampai bengkak keluar karena nanar mencari cincin Si Kucing. Sudah dibantu oleh keluarga temannya yang pesta tadi malam, tapi cincin itu tidak juga ketemu. Sudah bengkak mata mereka semua, tapi hasilnya tetap nihil. Cincin itu seperti hilang ditelan bumi.

Akhirnya Cicak kembali pulang dengan tangan kosong. Diapun sudah pasrah. Apapun yang akan dilakukan Kucing kepadanya, dia terima dengan hati lapang. Mungkin ini sudah takdir nasibnya, berakhir dimakan Kucing.

Melihat langkah Cicak yang lesu dan mata yang sudah bengkak, Kucing pun tak sabar. Dia langsung geram dan marah. Diterkamnya Cicak, sambil terus memaki-maki Cicak. Suaranya terdengar sangat menakutkan.

“Grrrrk, hhmmm. Mulai hari ini..kita bukan lagi sahabat, Cak. Aku akan memburu anak dan keturunannmu, dimana pun aku temui, karena kau telah lalai dan mengkhianati kepercayaanku!” kata Kucing dengan sangat geram.

Maka sejak saat itulah Kucing dan Cicak menjadi musuh bebuyutan. Di mana pun Kucing melihat Cicak, maka dia selalu bersiap-siap untuk menerkamnya. Bila dia dapatkan Cicak itu, maka Kucing tidak langsung membunuh atau memakannya. Kucing akan mempermainkan Cicak itu lebih dahulu, dilempar-lemparkannya keatas, baru kemudian dimakannya. Kucing pun tak pernah tega memakan sahabatnya itu, melainkan ditinggalkannya sebagian.

Begitu juga dengan Cicak, bila dia tertangkap oleh Kucing, maka selalu dipotongnya bagian ekornya, seperti perjanjiannya dulu dengan Kucing. Kucing pun kadangkala tertipu. Dia asyik mempermainkan ekor Cicak, sementara Cicak telah melarikan diri mencari jalan selamat. Sejak saat itu pulalah mata Cicak menjadi besar dan menonjol keluar karena nanar mencari cincin Kucing yang hilang.

Demikianlah akhir kisah persahabatan Kucing dan Cicak, yang berakhir dengan bermusuhan seumur hidup, sampai anak-cucu mereka.

TAMAT

Pesan Moral

1. Jagalah selalu amanat dan kepercayaan sahabat kita.

2. Jangan menurutkan hawa nafsu dan terpengaruh dengan gaya hidup orang lain

3. Jangan hidup sombong, dan merasa bangga karena dipuji orang lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kok ngga cicak buaya saja nggih Bu hehehe...

05 Jul
Balas

He,he..Dicoba nanti pada dongeng yg lain ya pak

05 Jul

Cerita anak yg inspiratif. Terimakasih telah berkunjung ke sriyonospd.gurusiana.id

06 Jul
Balas

Iya Oak. Sama sama

06 Jul

Wah..mantul ceritanya bu.sukses slalu slm literasi

06 Jul
Balas

Terima kasih atas motivasinya Bun. Salam kenal kembali

06 Jul

Terima kasih bu pesan moral yang sangat bermanfaat. Jadi manusia kita tidak boleh sombong, harus menjaga kepercayaan.

05 Jul
Balas

Benar Bunda.Terima kasih atas kunjungan nya

05 Jul

Mantap Bu Samsimar. Semoga kita dapat menjaga amanah. Aamiin. Terima kasih telah berkunjung ke supraptobio.gurusiana.id. Wassalamu'alaikum.

05 Jul
Balas

Terima kasih atas kunjungan baliknya Pak

05 Jul

Keren ibu, ceritanya bagus, lengkap dengan pesan moralnya... Sukses selalu ibu cantik... Salam

06 Jul
Balas

Alhamdulillah.Terima kasih atas motivasinya Bun

06 Jul

Wee.. Bravo bun.. Hebaaat cerita yg sarat moral.. Mantap...

06 Jul
Balas

Terima kasih Bun

06 Jul

Terima kasih Bunda Wahyuni atas motivasinya

06 Jul

Keren banget bund.

10 Jul
Balas

Terima kasih Bunda

12 Jul

Cerita yang bagus...Masalah teknis penulisan aja kendalanya.

12 Jul
Balas

Iya Pak

12 Jul

Mantap ceritqnya..lanjutkan Bu.

06 Jul
Balas

Iya Pak. Terima kasih

06 Jul

Mantap ceritqnya..lanjutkan Bu.

06 Jul
Balas

Terima kasih atas kunjungan nya Pak

06 Jul

Jeniua ceritanya!

06 Jul
Balas

Terima kasih Pak Ical untuk motivasinya yg keren

06 Jul

Cerita bagus dan pesan moral yang luar biasa

06 Jul
Balas

Terima kasih Bunda Wiwit

06 Jul



search

New Post