KERBAU DAN BURUNG JALAK BAGIAN 2
#Tantangan Gurusiana Hari ke-81
Burung Jalak sangat rajin mencari kutu kerbau. Setiap hari dia selalu datang mengunjungi Kerbau sahabatnya. Begitu juga dengan Kerbau, bila Burung Jalak belum juga datang dia selalu bertanya kepada binatang yang singgah di padang rumput itu. Setiap sebentar Kerbau berteriak memanggil sahabatnya itu. Keduanya sudah berjanji menjadi teman setia.
Suatu hari Burung Jalak tiba-tiba menghilang. Sudah hampir satu minggu Burung Jalak tidak nampak oleh Kerbau. Hatinya bertanya-tanya: “Kemanakah gerangan sahabatku Si Burung Jalak?” Kerbau menjadi sangat gelisah. Tiba-tiba datang Burung Bangau ke dekat kubangan Kerbau.
“Hai, Bangau.., adakah kau tahu kemanakah Burung Jalak?” tanya Kerbau.
“Apakah kamu belum tahu, Kerbau? Sahabatmu Burung Jalak sedang sakit!” jawab Burung Bangau.
“Apa? Burung Jalak sakit? Kenapa dia sakit?” tanya Kerbau bertubi-tubi kepada Burung Bangau.
“Aduh.., Kerbau! Kalau bertanya itu satu-satu! Aku jadi pusing menjawabnya!” ucap Burung Bangau bercanda. Kerbau melongo kebingungan. Mulutnya ternganga, dan hidungnya kembang kempis. Dengan sabar dia menunggu jawaban selanjutnya dari Burung Bangau.
“Sahabatmu Burung Jalak kakinya luka kena lilit tali jerat. Ada anak-anak yang memasang jerat di tepi hutan. Untung Kelinci melihatnya. Tali jerat itu berhasil diputus oleh Kelinci!” jelas Burung Bangau panjang lebar.
Kerbau masih melongo mendengar cerita Burung Bangau. Terbayang di matanya Burung Jalak menahan sakit saat kakinya terlilit tali jerat, sambil mengelepak-gelepak minta tolong. Sedih sekali Kerbau mendengar nasib sahabatnya itu. Dia sedih tidak bisa membantu sahabatnya, disaat butuh pertolongan.
Kerbau minta tolong kepada Burung Bangau agar menyampaikan terima kasihnya kepada Kelinci, karena sudah menyelamatkan sahabatnya.
“Baiklah Kerbau, nanti kusampaikan pada Kelinci!” jawab Burung Bangau. Burung Bangau lalu terbang kembali ke hutan. Esok harinya Burung Bangau datang lagi ke kubangan Kerbau. Dia melaporkan tentang keadaan Burung Jalak.
“Burung Bangau, bagaimana keadaan sahabatku?” tanya Kerbau.
“Sahabatmu sudah mulai membaik. Kakinya yang sakit sudah diobati Kelinci dengan ramuan daun-daunan. Setiap pagi Kelinci membersihkan lukanya, lalu dibalurnya dengan daun-daunan yang sudah dilumatkan dengan giginya. Kelinci memang telaten mengobati Burung Jalak.
“Hhooowaaak! Cepat sembuh sahabatku..! Aku sangat rindu kau cari kutu-kutukuuuu...!” ucap Kerbau sangat keras. Burung Bangau tersenyum mendengar doa Kerbau yang sangat risau itu.
“Terima kasih Burung Bangau. Jika hidung dan leherku tidak terikat begini, sudah ku temui Si Kelinci serta sahabatku Burung Jalak!” ucap Kerbau dengan sedih. Air mata menetes di sudut matanya. Kerbau sangat berterima kasih pada Kelinci dan Burung Bangau.
Setelah sembuh, Jalak kembali mendatangi sahabatnya Kerbau. Hati Kerbau sangat senang. Diajaknya Burung Jalak melonjak-lonjak di atas punggungnya, sampai Burung Jalak menjerit-jerit kegirangan.
Suatu hari Burung Jalak mendapati Kerbau dengan kaki terbelit oleh talinya sendiri. Tali itu membelit ke empat kaki Kerbau dengan kuat, sehingga membuatnya roboh tak berdaya. Hari sudah tengah hari pula. Panas sangat terik. Kerbau sudah berusaha menarik kakinya, tapi tali itu semakin kencang membelit.
Kerbau sudah menangis menahan sakit. Suaranya seperti tercekat, tidak bisa keluar lagi. dia benar-benar sudah tidak berdaya. Mulutnya sudah berbuih menahan haus dan sakit.
Burung Jalak menjerit-jerit minta tolong. Tapi semua binatang di padang rumput itu tidak ada yang bisa menolong. Burung Jalak berputar-putar. Sebentar dia terbang, sebentar dia hinggap lagi di kepala Kerbau. Dia sangat bingung memikirkan cara menolong sahabatnya.
“Sudahlah Burung Jalak. Tidak usah bersedih. Mungkin ini sudah akhir takdirku!” bisik Kerbau sangat sedih.
“Tidaaaak..! Tidaaaak!” jerit Burung Jalak.
Tiba-tiba Burung Jalak ingat dengan tuan Si Kerbau. Dia Pak Tani yang sedang bekerja di sawah, di ujung sana. Burung Jalak terbang segera ke sawah. Tiba di dekat Pak Tani Burung Jalak menceracau, tapi suaranya tidak dipeduli oleh Pak Tani. Burung Jalak berputar-putar terbang di atas kepala Pak tani sambil terus berceracau. Beberapa kali dia hinggap di atas caping Pak Tani sehingga caping itu terjatuh.
Pak Tani jadi heran melihat tingkah Burung Jalak itu. Pak Tani baru sadar kalau hari sudah tengah hari. Sudah saatnya membawa Kerbaunya minum ke sungai. Segera dia bergegas melihat Kerbaunya di padang rumput.
Alangkah terkejutnya Pak Tani melihat Kerbau sudah terpelintai oleh talinya sendiri. Dengan sabit yang tajam diputusnya tali yang melilit itu sehingga Kerbau terbebas dari jerat tali. Dalam hati Pak Tani bersyukur sudah diingatkan oleh Si Burung Jalak. Dari jauh Burung Jalak pun bersyukur melihat sahabatnya selamat.
Sampai saat ini Kerbau dan Burung Jalak tetap menjadi sahabat setia. Begitu juga dengan Pak Tani, tak pernah mengusik Burung Jalak karena dia sekaligus jadi sahabat petani.
(TAMAT)
Pesan Moral
1. Sayangilah sahabat dengan hati yang tulus.
2. Menolonglah dengan ikhlas tanpa pamrih.
3. Berbuat baiklah di mana saja berada.
Lubuk Alung, 08-08-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa...salam literasi
Terima kasih Pak
Persahabatan yg indah....simbiosis mutualisme....keren bu
Terima kasih Bunda
Bagus ini, cerita anak ya Bu
Benar sekali Bunda
Mantul bun bnyk pesan moral sukses slalu slm literasi
Terima kasih atas motivasinya Bunda
Penuh pesan moral ceritanya bu. Keren. Salam sukses
Terima kasih
Persahabatan yang indah antara kerbau dan burung jalak.. Menjadi cintoh bagi kita menghargai persahabatn.. Jika saja burung jalak tidak menemui pak Tani.. Maka berakhirlah hidup kerbau.. Suskes ibu cantik.. Ceritanya sangat keren dengan makna yang dalam.. Salam santun
Terima kasih atas doa dan apresiasinya Bunda cantik. Sukses selalu buat Bunda Trisna
Mantap cernaknya bunda.semoga sukses selalu
Mantap cernaknya bunda.semoga sukses selalu
Mantap cernaknya bunda.semoga sukses selalu
Kereen bu....cerita anaknya enak sekali dibaca. Sukses ya
Terima kasih atas motivasinya Bunda
Wooow cerita yang bagus, penuh pesan moral. Keren banget Bun...
Terima kasih Bunda. Bunda udah baca apa belum episode 1 nya?
Fabel yang menawan. Bahasanya lancae, enak dibaca. Zuper duper.
Terima kasih atas apresiasinya Bun
Keren bun saya kisah seperti ini yang harus selalu di lestarikan palagi untuk anak anak ringkat sekolah dasar pasti sangat suka
In Syaa Allah Bunda. Semoga doa Bunda diijabah oleh Allah.Terima kasih
Keren banget cernaknya bun... salam sukses selalu
Terima kasih atas motivasi dan apresiasinya Bun Salam sukses selalu buat Bunda
Cerita anak yg syarat pesan moral...salam sukses bund
Terima kasih Bunda
Mantap Bun cernaknya
Terima kasih atas apresiasinya Bun
Pesan moral yang dalam Bu. Cernaknya makin makin mantap
Terima kasih atas motivasinya Bun
Terima kasih admin gurusiana