KURA-KURA DAN BUAYA BAGIAN 2
#Tantangan Gurusiana hari ke-79
Sejak telur-telurnya dicuri oleh Buaya, kedua Kura-Kura itu menjaga sarangnya agar aman dari Si Pencuri (Buaya). Mereka tidak mau jauh-jauh dari sarang telurnya. Bila mencari makanan, mereka selalu bergantian. Sampai akhirnya suatu hari keluar dari cangkang telurnya. Anaknya banyak. Induk Kura-Kura lupa menghitung, berapa jumlah anak-anaknya.
Kura-Kura kecil itu belajar berenang di dekat muara sungai. Induk Kura-Kura mengawasi anak-anaknya belajar berenang. Induk Kura-Kura merasa senang sekali melihat anak-anaknya yang lucu.
Buaya sangat iri melihat kebahagiaan keluarga Kura-Kura. Buaya berpikir, kalau dia punya pasangan tentu dia juga akan punya anak yang lucu-lucu juga. “Semoga suatu hari aku juga dapat pasangan” lamun Buaya pada diri sendiri.
Setelah mendapatkan anak-anak yang banyak, Kura-Kura melupakan sakit hatinya pada Buaya yang pernah mencuri telurnya. Tanpa diminta Kura-Kura telah memaafkan kesalahan Buaya.
Sekarang Kura-Kura sibuk setiap hari mengawasi anak-anaknya. Suatu hari beberapa anaknya ingin bermain dengan Buaya.
“Ayah.., Ibu.., bolehkah kami bermain di rumah Pak Buaya?” tanya salah seekor Kura-Kura kecil.
“Apakah kalian tidak takut dengan Pak Buaya?” tanya Ayah Kura-Kura.
“Tidak, Ayah. Pak Buaya itu baik. Kemarin sewaktu bermain di muara, Pak Buaya memberi kami makanan. Pak Buaya baik sama kami!” ucap anak Kura-Kura yang lain meyakinkan kedua ayah dan induknya. Walau dengan perasaan was-was, mereka izinkan anaknya bermain ke rumah Buaya.
Hari pertama anak Kura-Kura itu pulang kembali dengan jumlah yang lengkap. Demikian juga pada hari kedua dan hari ketiga, semua anak Kura-Kura itu pulang dengan selamat.
Kedua ayah dan induk Kura-Kura tidak merasa khawatir lagi. Tetapi setelah seminggu, sepertinya anak Kura-Kura mulai berkurang. Tapi induk Kura-Kura tidak mau anak-anaknya bersedih bila dilarang bermain bersama Buaya. Anak Kura-Kura itu teramat senang diajak Buaya bermain di atas punggung Buaya sambil menjelajahi pantai dan laut.
Salah seekor anak Kura-Kura itu ada yang cerdik. Sambil bermain, dia mengamati pulau tempat saudara-saudaranya ditinggal pergi. Kata Buaya saudaranya mau berkeliling pulau dulu, nanti dijemput kembali. Ketika hampir sampai di pulau itu, anak Kura-Kura yang cerdik melihat banyak cangkang saudaranya berserakan dan sudah pecah.
Ternyata anak Kura-Kura telah tertipu oleh Buaya. Satu persatu anak Kura-Kura itu telah dimakan oleh Buaya di sebuah pulau kecil. Ternyata Buaya itu rakus, culas, dan penipu.
Anak Kura-Kura yang cerdik itu ketakutan. Tentu dia akan menjadi santapan berikutnya. Lalu dia mencari akal, agar bisa selamat dari tipu muslihat Buaya yang kejam itu.
“ Pak Buaya, aku boleh main kuda-kudaannya agak tinggi? Boleh dekat kepalamu, Pak Buaya?” tanya anak Kura-Kura yang cerdik dengan sopan.
“Oooh, boleh.., boleh! Ayo geser lebih tinggi lagi!” ucap Buaya dengan senang hati.
Lalu anak Kura-Kura yang cerdik itu menggeser duduknya di atas kepala Buaya, dekat sekali dengan mata Buaya. Pada hempasan suatu gelombang, anak Kura-Kura itu berpegangan dengan kuat, pas tertekan tepat pada mata Buaya. Tangan anak Kura-Kura itu tadinya sudah diolesnya dengan biji cabe rawit.
“Aduuuh, mataku perih.., kau telah memegang mataku Kura-Kura kecil! Aku tak bisa melihat apa-apa!” jerit Buaya. Buaya mengira matanya pedih karena kelilipan terpegang oleh anak Kura-Kura.
Anak Kura-Kura terpelanting dan berusaha berenang pulang. Anak Kura-Kura yang cerdik itu berenang dengan sekuat tenaga, akhirnya sampai juga ke pangkuan ayah dan induknya. Dengan perasaan sedih anak Kura-Kura yang cerdik itu menceritakan pada ayah dan induknya tentang hal yang baru saja disaksikannya di pulau kecil itu.
Kedua Kura-Kura itu berusaha untuk sabar. Walau sudah jelas Buaya telah berbuat curang, tapi tidak ada dendam di hati mereka. Keduanya merasa bersalah, telah melepas anak-anak mereka bermain tanpa pengawasan. Ini pelajaran yang paling berharga bagi Kura-Kura.
Beberapa hari kemudian Buaya datang sekedar mengajak Kura-Kura bercerita. Kura tetap menerima Buaya secara baik-baik.
Lalu mereka sepakat sore itu bermain dekat ladang semangka Pak Tani. Kura-Kura menceritakan, bahwa dia sering melihat pelanduk mencari makan di sana.
Mendengar itu Buaya sangat senang sekali. Berangkatlah ayah Kura-Kura bersama Buaya. Sementara induk Kura-Kura tetap tinggal di rumah menjaga anak-anak mereka.
Agar cepat sampai di ladang semangka, Buaya sengaja menggendong Kura-Kura di atas punggungnya. Buaya berlari dengan penuh semangat membayangkan akan kelezatan daging pelanduk. Tak butuh waktu yang lama, sampailah Buaya dan Kura-Kura dekat ladang semangka Pak Tani.
Kura-Kura menunjukkan tempat yang strategis bagi Buaya mengintai pelanduk. Mereka bersembunyi di balik onggokan sampah di tepi ladang di bawah sebatang pohon yang rindang. Dari tempat tersembunyi itu mata Buaya leluasa mengamati seluruh ladang semangka.
Tidak menunggu lama, datanglah segerombolan pelanduk. Mungkin mereka merupakan satu keluarga. Buaya sudah tak sabar mau menangkap salah seekor dari pelanduk itu. Tapi Kura-Kura menyuruh Buaya sabar dahulu.
“Aku sudah tak sabar Kura-Kura menangkap salah seekor dari Pelanduk itu!” ucap Buaya.
“Nah.., sekarang saatnya, Buaya. Mereka lagi asyik makan. Ayo cepat engkau berlari!” ucap Kura-Kura memberi semangat.
Buaya berlari dengan sekuat tenaga. Lalu terdengar bunyi.
“Kkrrraaak..!”
“Ggeedeebuuk..!”
“Aaauuuu...! Aaaduuuuuh..!” jerit Buaya meraung kesakitan.
Rupanya onggokan sampah yang ada di hadapan mereka tadi adalah lubang perangkap yang di buat Pak tani untuk menangkap pelanduk. Di tengah lubang telah dipancangkan beberapa bilah bambu yang sangat runcing. Bambu yang tajam itu tepat menancap di perut Buaya. Ada pula satu bambu tepat melukai mata Buaya itu. Naas sekali nasib
Tak lama kemudian datanglah Pak Tani melihat kebunnya. Melihat ada yang masuk perangkapnya, Pak Tani berteriak memanggil teman-temannya. Mereka datang membawa parang yang tajam hendak membunuh Buaya itu.
Akhirnya Kura-Kura pulang membawa cerita kemenangan kepada keluarganya.
Pesan Moral:
1. Peliharalah kepercayaan yang diberikan sahabat agar hidup kita selamat.
2. Jangan sesekali berbuat curang terhadap kawan, nanti kamu akan mendapat balasan karma dari Allah.
3. Setiap kejahatan tak perlu kita balas dengan kejahatan pula, tapi balaslah dengan kebaikan.
4. Bersabar dalam setiap ujian, niscaya Allah akan menolongmu dengan cara yang tidak engkau duga.
Lubuk Alung, 06-08-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Suka cernaknya maktul, bermakna betul, salam literasi
Terima kasih atas apresiasinya Pak
Mantap Bu, cernaknya. Penuh makna. Salam literasi.
Terima kasih Pak Sigit
Keren Bu ceritanya..pesan moral nya tersampaikan
Terima kasih atas apresiasinya Bun
Ceritanya bagus, Ibu. Penuh moral. Sukses selalu untuk Ibu ya.
Terima kasih atas motivasinya Bunda
Sarat makna, serakah membawa sengsara. Keren bu. Salam sukses
Terima kasih atas apresiasinya Bun
Saya suka endingnya dengan pesan moral..keren bu
Terima kasih Pak atas apresiasinya
Cerita yang sarat nasehat bucan, keren
Terima kasih atas motivasinya
Mantap Bu saya suka bacanya
Terima kasih atas apresiasinya Bunda cantik
Cerita yg bagus utk pendidikan karakter anak. Banyak nasihat di dalamnya. Keren Bun.
Terima kasih Bunda atas apresiasinya
Sabar dan ikhlas
Benar sekali Bunda
Waw keren sekali bun... bagus banget pesan moralnya.. salam sukses selalu
Terima kasih atas motivasinya Bunda cantik. Salam sukses selalu buat Bunda
Aaamiin.
Terima kasih
Serakah membawa celaka. Keren ceritanya Bu.
Terima kasih Pak
cerita yg berpetuah... Keren bu...
Terima kasih Pak
Bagus ceritanya, salam sukses bunda
Terima kasih Bunda
Sukses selalu bun, salam literasi
Terima kasih atas doanya Pak.Sukses juga buat Bapak