Samsudin athafu

Nama: Samsudin Pekerjaan: Guru, Terapis Bioenergi & Quantum Energi, penyunting naskah/editor buku dan pegiat literasi di Tulungagung. Hoby: Membaca dan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Covid 19 dan Tersendatnya Literasi Kelasku
koleksi pribadi

Covid 19 dan Tersendatnya Literasi Kelasku

Saat membaca tulisan pak Ali Harsojo (AH) yang diunggah pada tanggal 13 Oktober 2020 yang berjudul Bedah Literasi Kelas Catatan Literasi Pak Guru saya jadi teringat dengan program literasi yang saya jalankan selama ini. Dan khusus tahun ini program tersebut mengalami kendala yang cukup serius sehingga semuanya jadi terbengkelai. Macet dan mandeg keseluruhannya. Semua jadi buntu. Persis seperti yang tertulis pada paragrap pertama unggahan pak AH.

Tetapi kendala yang saya hadapi untuk mendorong gerobag literasi kelas yang saya ampu jelas berbeda dengan apa yang dimaksud olek pak AH yang solusinya ditawarkan dalam buku tersebut. Kendala yang saya hadapi saat ini yaitu pemberlakuan pembelajaran jarak jauh via daring dan luring. Sehingga proses komunikasi timbal balik yang mampu menjaling kedekatan psikologis dengan siswa menjadi terhambat. Dan salah satu sisi negative yang muncul adalah sulitnya menggerakkan apalagi untuk menggelindingkan roda literasi pada anak didik kelas 4 yang saya ajar.

Dulu saat pertama saya tebarkan virus literasi kepenulisan hasilnya sungguh diluar dugaan. Kami, saya dengan 15 murid mampu menerbitkan satu buah buku yang lumayan tebal. Kira-kira 250an halaman. Persebaran dari kelima belas siswa tersebut delapan diantaranya adalah murid kelas 4, 6 dari kelas 5 dan satu dari kelas 6.

Kemudian pada tahun kedua program literasi kelas tersebut saya perbaruan dan dengan penambahan target, yaitu selain menulis untuk menerbitkan sebuah buku, anak-anak juga saya targetkan dalam satu semertse tiap anak mampu menuntaskan membaca 5 buku diluar buku pelajar. Dan program ini sempat berjalan sekitar dua bulan dengan progresif record yang cukup menggembirakan yaitu ada beberapa anak yang telah menyelesailan (membaca) hingga 3 buah buku.

Sedangkan program kepenulisannya tidak mencapai apa-apa. Dan sebagai biang kerok dari kegagalan tersebut adalah terjadinya pandemi Covid-19 sehingga proses rekayasa untuk membentuk kebiasaan baru pada anak didik tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelajaran tatap muka secara langsung ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran daring dan luring. Penerapan system pembelajaran ini dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Semoga saja pandemi Covid-19 ini segera berlalu, meninggalkan negeri ini. Sehingga pembelajaran tatap muka secara langsung bisa digelar lagi sebagaimana sebelumnya. Dan juga tindakan manajemen untuk merekayasa minat serta bakat siswa untuk berliterasi baca-tulis bisa diaktifkan lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga COVID19 segera musnah, sehingga kita dapat PBM secara normal. Aamiin

18 Oct
Balas

AAmiin

01 Dec



search

New Post