Dalam pengetahuan kita sebagai seorang muslim. Bahwasanya Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama adalah surat Al Alaq. Yang isi kandungan dari surat Al Alaq adalah kalimat perintah untuk membaca, belajar dan berfikir. Tidak ada hanya terikat dengan naskah tertulis saja, namun bisa juga membaca fenomena alam atau realitas yang ada.

Dalam Al Qur’an semua aturan mengenai kehidupan di dunia ini sudah disampaikan. Yaitu terbagi dalam 6 bagian :

1. Akidah

2. Ibadah dan Muamalah

3. Hukum

4. Sejarah

5. Akhlak

6. Ilmu Pengetahuan.

Untuk memahami kalimat dalam kandungan Al Qur’an diperlukan ilmu Nahwu dan Shorrof. Dan perlu ilmu tafsir untuk memahami isi atau makna kandungan ayat-ayatNya. Kita sebagai manusia tidak boleh berhenti dengan satu pengetahuan/pemahaman saja, harus banyak belajar dan membaca.

Sumber ilmu pengetahuan dan aturan kehidupan dalam dunia ini bersumber dari Al Qur’an dan Hadits. Maka lahir berbagai macam disiplin ilmu. Yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu ilmu umum dan ilmu agama.

Para pakar atau ahli dalam bidang ilmu masing-masing tidak didapat dengan mudah, mereka tentunya selalu belajar dan bereksperiman dengan ilmu yang didalaminya. Yang pada akhirnya akan menghasilkan pemahaman tentang realitas pengetahuan tentang ilmu agama dan alam semesta, meskipun muaranya semua ada dalam Al Qur’an.

Sudah menjadi rahasia umum, membaca merupakan aktivitas yang memiliki banyak manfaat, namun masih banyak di antara kita yang malas melakukannya, padahal buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan. Dengan banyak membaca maka ilmu pengetahuan yang kita miliki pun akan semakin bertambah. Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca akan terbuka pengetahuan diberbagai belahan dunia.

Aktivitas sehari-hari para tokoh dunia tidak lepas dari kebiasaan membaca. Oprah Winfrey, misalnya, terbiasa membaca 1 minggu 1 buku. Bill Gates, konon melahap 50 buku dalam 1 bulan. Elon Musk, pendiri Tesla, mempergunakan 10 jam dalam setiap harinya untuk dipergunakan membaca buku. Sementara itu, Sukarno, Bapak Proklamator, memiliki kebiasaan yang cukup unik dengan menempatkan, menyimpan, dan membaca buku di mobil, tas, hingga toilet.

Menurut Emi Indra dalam tulisannya “Membaca Buku, Membuka Jendela Dunia” membaca dapat dianalogikan seperti menuang air dari cerek. Jika isi cerek adalah susu maka yang keluar susu. Jika cerek isinya kopi, maka yang keluar adalah kopi. Sama halnya ketika kita berbicara. Apa yang keluar dari mulut adalah hasil bacaan yang selama ini kita konsumsi. Terlebih jika ingin menjadi penulis, membaca merupakan amunisi dalam mengembangkan paragraf-paragraf.

Menurut Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh OECD, Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki tingkat literasi rendah di tahun 2019, di peringkat 62 dari 70 negara.

Minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca.

Oleh sebab itu untuk melatih kita terbiasa membaca diperlukan ikhtiar yang kuat dan perlu trik/tips untuk membiasakan diri membaca.

1. selalu diawali dengan niat yang serius

2. membaca diwaktu yang tepat.

3. menulis poin-poin penting dari buku yang kita baca.

4. membuat list-list buku

5. Konsisten.

Semoga dengan trik/tips diatas kita menjadi terlatih untuk senantiasa membaca, sehingga pengetahuan yang kita miliki akan luas, akan menjadi lebih bijak dalam menyikapi kehidupan ini.