Samsul Azwar

Guru IPA di SMPN 1 Muara Bungo, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi.Jebolan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya. SD sampai SMP di Selesaiksn di Metro Lampu...

Selengkapnya
Navigasi Web

Keranda Fanatisme Sepak Bola

Hanya ditahun 2018 saja lima orang fans klub sepakbola melepas nyawa. Terakhir sekali hanya karena beda fans, mereka rela melenyapkan nyawa. Begitu parahnyakah fanatisme fans bola di Indonesia sehingga hanya karena perbedaan Klub yang digandrungi mereka rela melenyapkan nyawa sesama anak bangsa. Keasyikan, kgembiraan dari kemenangan sungguh menjadi tidak ada artinya dibandingkan kematian sia-sia anak bangsa. Hanya karena rivalitas hanya untuk kedua klub sudah ada enam nyawa melayang dan satu karena ketidak hati-hatian yang menimbulkan kecelakaan.

Fanatisme Buta tapi Tanpa Modal

Menjadi fans klub bola di-Indonesia memang bermodal kecil kalau ada istilah bonek (bondo nekat) alias modal nekat, bisa jadi itu benar. Bagaimana tidak, hanya punya modal pas-pasan mereka berani berkelana untuk menonton klub kesayangan mereka. Keberanian itu lebih karena kefanatikan mereka kepada klub bola idola. Sayangnya keberanian itu mengakibatkan banyak pelanggaran oleh fans tanpa modal ini. Kelakuan yang melanggar aturan kerap mereka pertontonkan. Secara kolektif menggunakan transportasi tanpa membayar, makan diwarung tapi minta gratis, memalak dan merusak fasilitas umum serta membahayakan pengguna jalan.

Bukan Fans

Sesungguhnya mereka bukanlah fans bagi klub yang didukung, sesungguhnya mereka lebih merusak daripada haters klub mereka. Karena mereka, klub menjadi kehilangan nama baik, kehilangan penghasilan, kehilangan prestasi. Mereka sebenarnya penghancur sportifitas, perusak mata pencaharian dan pengusung destruktifitas dunia olahraga. Kecintaan mereka sungguh amat semu. Mereka-mereka biasanya akan mencintai klub bola selagi mereka menang. Mereka akan marah jika klubnya terpuruk. Fans sejati akan mendukung timnya baik kalah atau menang, menjaga nama baik tim diluar dan didalam lapangan. Mendukung finansial klub dengan membeli tiket dan merchandise resmi. Tidak, tidak ada istilah "Fans" bagi pengusung kekerasan dan antisportifitas, mereka selayaknya ada di penjara!

(Photo Kredit: lampungtribunnews.com Instagram-Haringga Sirilla the Jak Mania yang Tewas)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Suporter negara berkembang sangat kontradiktif dengan suporter negara maju, entah kapan suporter Indonesia berbenah?

24 Sep
Balas

Iya pak... memang, miris!

29 Sep



search

New Post