Ibu dan Bapak Guru , seharusnya dihari ini (25 November 2019) kita bahagia jangan sedih jika tidak satupun buket bunga (bahkan tidak satupun single felt rose plastic) mampir ditanganmu. Sesungguhnya banyak dihati peserta didik kita kata yang tak terucap karena terlalu banyak kebaikan kita. Oleh sebab itu jangan menuduh peserta didik kita pilih kasih, tidak punya etika. Sebab mungkin ada kisah dibalik bunga itu yang spesial dengan guru lainnya.

Ibu dan Bapak Guru yang baik hati, jangan iri jika melihat ada rekan kita yang mejanya penuh dengan hadiah, sungguh kadang-kadang mereka risih dan bingung bagaimana bersikap. Mau ditolak? Owhh… mana tega menolak uluran tangan anak-anak itu yang dengan senyum tulus dan bahagia, berharap hadiahnya diterima dan memberi kebahagiaan bagi si penerima. Mau diterima dengan penuh kegembiraan sementara dikiri kanannya guru lain memandang dengan senyum yang sungguh sulit diterjemahkan lebih dari bahasa jepang dengan huruf kitakana dan hiragana-nya.

Ibu Bapak Guru tetaplah berbahagia, jangan tuduh menerima hadiah sebagai haram, sedangkan Imam Maliki tertawa bersama yang menganggap pemberian muridnya Imam Syafii sebagai rezeki. Dan jangan tuduh peserta didik kita tak beradab tak beretika, sesungguhnya mereka sedang belajar menghargai, jadi ajari mereka cara yang benar, dengan cara yang benar pula. Maka jadilah guru yang special guru yang selalu dinanti dan dicintai walau dengan atau tanpa Buket Bunga.

Selamat HUT ke 74 PGRI dan Selamat Hari Guru Nasional tahun 2019.