SAMSUL HIDAYAT

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Gempa Teluk Bintuni
gambar ilustrasi

Gempa Teluk Bintuni

Sepertinya aku ngantor agak kesiangan. Ternyata sudah pukul 09.00 WIT. Seperti biasa setelah bangun subuh aku selalu menyiapakan meteri dan evaluasi harian untuk anak-anak. Pandemic ini cukup menguras tenaga dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Sekolah kami harus melakukan kegiatan daring dan luring.

Tidak hanya menyiapkan materi, aku harus menyiapkan sarapan dan mencuci pakaian sendiri. Di Papua aku tanpa keluaga. Istri dan anak berada di Jawa. Di rumah hanya aku dan Pak Novian. Ada sih teman guru kontrak lain, kebetulan mereka ada yang kos lantaran sudah berumah tangga. Ada juga teman yang cuti pulang Jawa untuk melaksanakan pernikahan. Kami bersepuluh terpecah setelah beberapa tahun bersama. Pecah bukan karena tidak cocok, melainkan mereka ingin mandiri lantaran sudah berkeluarga.

Sesampai di sekolah guru-guru sudah berada di kantor. Mereka menunggu siswa yang mengambil materi. Siswa yang terkendala sinyal, mereka harus mengambil materi ke sekolah. Tak hanya itu, guru-guru juga memanfaatkan waktu pagi untuk koreksi tugas anak. Rupanya Ibu-Ibu guru sangat ramai sedang bercerita peristiwa terkini.

Bu Selni salah satunya, ia berbagi cerita saat gempa “eh semalam saya hanya memakai sarung dan ambil anak lari keluar, soalnya spontan jadi” kata Bu Selni.

“iya Bu Sel saya juga” Bu Ike menyambung.

Sungguh saat itu membuat seisi kantor menjadi rame. Aku masih bersyukur gempa Teluk Bintuni tidak menimbulkan korban jiwa.

Aku hanya diam menjadi pendengar setia. Aku harus fokus dengan pekerjaanku. Banyak yang harus aku kerjakan. Di sela-sela tugas online dan offiline untuk siswa, aku juga harus mengerjakan data dapodik. Deadline pengerjaan dapodik semester dua harus selesai akhir bulan ini. Ditambah resolusi 2021 untuk menerbitkan buku.

Ya…Pagi tadi telah terjadi gempa di Teluk Bintuni. Informasi ini disusul dengan pesan singkat dari BMKG. “Info Gempa Mag:5.2, 25-Jan-21 01:42:07 WIB, Lok:1.82 LS,133.42 BT (14 km TimurLaut TELUKBINTUNI-PAPUABRT),Kedlmn:10 Km::BMKG”.

Cukup keras gempa yang aku rasakan saat itu. Aku sontak bangun ke ruang tengah. “Pak Novian ada gempa, keluar Pak!” Sambil keluar membuka pintu. “Iyoe ada gempa.” jawab Pak Novian ikut keluar kamar. Memang cukup membuat kami trauma kalau melihat kabar di televisi. Baru-baru ini Indonesia sering dilanda gempa, salah satunya di Majene dan Memuju. Aku kawatir jika senasib sama dengan mereka. Sebenarnya kami cukup aman lantaran rumah kami terbuat dari kayu. Rumah kayu memang lebih tahan gempa dibandingkan dengan rumah bertembok.

Aku dan temanku duduk sejenak di kamar tengah. Kami hanya melihat HP. Informasi gempa saat itu sangat kami butuhkan. Benar, beberapa menit kemudian ada sms dari BMKG terkait pusat gempa. “Ya Allah kenapa dengan Indonesia?. Akhir-akhir ini negeriku sering diberi cobaan atau ini peringatan?. Gempa, banjir, gunung meletus, tanah longsor tak henti-hentinya mendera negeri ini. Ditambah ulama-ulama yang sudah mulai diambil satu persatu oleh Sang Kuasa. Apa maksudnya ini?” Curhatuku kepada Pak Novian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Smg selalu dlm lindungan Allah pak

26 Jan
Balas

Mudah2an bencana berlalubdari negeri kita..slm literasi Pak

26 Jan
Balas

Mantap Pak

27 Jan
Balas

Semoga di jauhkan dari segala bencana.

26 Jan
Balas

Semoga selalu dalam lindungan Allah

26 Jan
Balas



search

New Post