Samsul Maarif

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku dan Guruku
Aku dan Guruku

Aku dan Guruku

Aku dan Guruku

Dulu aku sekolah di MTs dan MA swasta. Guru-guruku adalah guru swasta, hanya satu yg PNS. Beliau-beliau bekerja dengan dasar keikhlasan. Tak ada bantuan pemerintah, tak ada subsidi pemerintah, apalagi sertifikasi.

Dulu guru-guruku hidupnya sederhana, berangkat mengajar dengan sepeda onta. Kadang terpaksa dituntun karena bannya kempes. Semua dijalani dg keikhlasan, dengan semangat pengabdian, dengan doa semoga anak-anak didiknya mendapat ilmu yang bermanfaat dunia-akherat.

Setelah dewasa, dg memanfaatkan medsos, kami teman-teman seangkatan bisa kumpul -kumpul. Alhamdulillah, walaupun profesi kami berbeda-beda, kami merasakan barokah doa dari guru-guru kami.

Kami juga melihat guru-guru kami mendapat barokah dari mengajar kami. Beliau-Beliau mendapat rizqi melimpah bukan dari profesinya sebagai guru madrasah, tetapi Allah memberi rizqi barokah kepada Beliau-Beliau dari berbagai jalan yg tidak diduga sebelumnya.

Temanku yang punya posisi penting di Telkom, terinspirasi temanya yang memberangkatkan guru-gurunya wisata ke Singapura dan Malaysia. Temanku ini ingin memberangkatkan umroh guru-gurunya yg belum umroh dan haji.

Alhamdulillah ternyata guru-guru kami yg masih hidup sudah haji atau umroh. Hanya ada satu yg belum (yg PNS). Beliau inilah yg diberangkat umroh oleh temanku.

Kami juga memcintai Almanater. Banyak teman alumni yg memberikan kontribusi terhadap pengembangan almanater.

Suatu ketika kami berkunjung ke rumah salah satu guru kami. Bagi kami tdk ada istilah *mantan guru*. Sampai kapanpun, beliau-beliau tetap guru kami. Ternyata guru yg kami kunjungi ini sudah menjadi pengusaha rumah makan. Beliau sudah sepuh, sekarang usahanya di kelola anaknya.

Beliau mengatakan bahwa saat bersama-sama dg kami di dalam kelas, beliau tidak merasa menjadi guru. Katanya, beliau belajar pada kami untuk memaknai hidup.

Mungkin karena terinspirasi oleh para guru yg ikhlas, setelah lulus aku juga menekuni profesi guru. Guru swasta dengan honor yg sangat kecil. Aku mengikuti jejak para guruku, mengajar untuk mrngamalkan ilmu, sambil berwiraswasta. Kata guruku, mengajar itu untuk mencari barokah, untuk urusan rizqi berusahalah di bidang lain. Insyaalla usaha itu akan kebleberan barokah.

Alhamdulillah, ternyata Allah memberiku jatah rizqi melalui status PNS. Dg sebutan guru "professional", honor yg aku terima jauh lebih besar dari honor guru-guruku. Namun aku merasa suasa hatiku terasa berbeda. Apakah aku masih punya keikhlasan? Apakah aku masih tulus mengamalkan ilmu pada anak didikku? Apakah yg aku lakukan bisa membawa barokah seperti yg dilakuka guru-guruku?Semoga......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post