Sulthon Samudra

Halo, aku Samudra! Aku menulis cerita, menggambar komik, dan lagi belajar Sastra Inggris di Universitas Jember! Baca artikelku di gurusiana, mungkin akan mengy...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengatasi Kebingungan Menulis Cerita Baru. (Novel, Novelet, Cerpen, Fiksi.)

Mengatasi Kebingungan Menulis Cerita Baru. (Novel, Novelet, Cerpen, Fiksi.)

Anda kebingungan menulis cerita baru?

Bingung mau bikin karakter, alur, latar tempat, dll?

Saya ada salah satu cara yang ampuh ala saya, ala Samudra.

1. Memancing Ide Cerita

Memancing ide cerita itu maksudnya begini, anda bisa membayangkan sebuah adegan seperti dalam film.

Contohnya, anda membayangkan diri anda sedang diinterogasi oleh guru BK di kantor.

Sebabnya karena apa? Ngarang saja, sebabnya ya karena memukuli anak tidak bersalah.

Namun karena aturan nomor 1 menulis novel adalah KEBERADAAN TOKOH ANTAGONIS, maka anda bisa ganti "Memukul anak tidak bersalah." Menjadi, "Memukul anak pejabat yang pura-pura tidak bersalah."

Anak pejabat ini cikal bakal tokoh antagonis di cerita anda, dan yang diinterogasi oleh guru BK tadi adalah cikal bakal tokoh protagonis utama.

2. Kembangkan Ide Cerita.

Mengembangkan pake ragi?

Difermentasi?

Anda kira ini toko roti?

Bukan begitu caranya, mami.

Caranya begini, tokoh yang diinterogasi di ruang BK tadi, sebut saja namanya Natalia, dia tidak memiliki orang tua.

Dan anda harus berpikir kenapa kedua orang tuanya tidak ada. Sebab paling mudah adalah:

-Orang tuanya bercerai, si anak tinggal dengan ibunya sementara ayahnya pergi dengan wanita lain. Setelah itu ibunya menikah dengan pria lain dan meninggalkan Natalia di rumah tersebut sendirian. Tidak mengatakannya pada kakek dan nenek kedua belah pihak karena mereka sudah tiada.

Tokoh protagonis yang seperti ini akan memiliki beberapa sifat atau watak khusus di awal cerita, di antaranya adalah:

- Pasrah

- Terlalu sabar

- Putus asa

- Apatis

- Cuek

- Suram dan dingin

Dia adalah anak yang akan makan di dekat tempat sampah agar tidak ada anak yang mengganggunya, atau paling tidak makan di toilet.

Dia adalah anak yang selalu keluar dalam keadaan basah kuyub dari toilet karena disiram oleh teman-temannya, ketika ditanya guru, dia akan menjawab, "Saya menjatuhkan ember." atau, "Kerannya terbalik."

Dia adalah anak paling menderita di sekolahnya.

Cukup dengan tokoh protagonis, mari kita bahas tokoh antagonis.

Sebut saja anak yang dipukul oleh Natalia adalah anak pejabat yang brengsek.

Kekuasaan ayahnya sebagai pejabat dengan kedudukan tinggi dan uang yang banyak membuatnya kebal dari hukum.

Sehingga, yang sebenarnya terjadi dalam kasus Natalia adalah, "Natalia tidak sengaja menyenggol tubuh Alisha dan sudah minta maaf, namun Alisha melaporkannya sebagai tindakan penganiayaan dengan Natalia sebagai tersangka utama."

Kekuasaan dan uang membuatnya buta, seakan-akan dia memiliki segalanya di dunia ini.

Kembali ke tokoh protagonis.

Apa yang Samudra pikirkan ketika menceritakan tokoh yang dibully?

Tentu saja, dia harus diculik oleh preman, disekap selama tiga hari di markas entah dimana.

Diperkosa dan hanya diberi makan kecoak mentah.

Lalu kakinya diberi semen sampai setinggi lutut.

Setelah semen di kakinya kering, dia dibuang di laut.

Protagonis mati dengan mengenaskan, dan antagonis tertawa riang gembira.

3. IMPROVISASI!!!

Sudah saya beri tulisan capslock, dan saya beri tanda seru.

Amat sangat parah apabila bapak-bapak dan ibu-ibu yang pakai kacamata +40 tidak bisa membacanya.

Apalagi guru muda usia 20an yang tentunya tipe saya banget.

Pilihan ada di tangan anda sekalian, kemana cerita ini akan berjalan.

Saya memiliki dua opsi untuk melanjutkan cerita ini.

- Natalia bangkit sebagai hantu, dan menghantui Alisha seumur hidup.

- Natalia terlahir kembali sebagai reinkarnasi, dan berniat membalas dendam.

Mari kita bahas pilihan nomor 2 karena saya gak tahu banget soal setan-setanan.

Saya bukan dukun.

Jadi, Natalia ini akan hidup mulai dari nol. Dia akan dapat orang tua yang sayang padanya, punya pendidikan bagus, punya kekuasaan dan uang.

Ketika posisinya sama dengan Alisha, dia bisa menghancurkan hidup Alisha, si antagonis.

Menghancurkan hidup seseorang tidak sesimpel menyewa pembunuh bayaran dan membunuh antagonis demi dendam, tidak.

Pertama-tama, mari kita renggut orang tuanya.

Natalia akan membunuh kedua orang tua Alisha melalui jalur politik dan diplomasi, sehingga mayat kedua orang tuanya akan dijilati oleh Alisha hingga dikremasi, dimasukkan peti mati, atau dikafani, terserah.

Natalia juga akan menghancurkan bisnis keluarga Alisha, saham mereka akan turun menjadi 0, bangkrut, lalu membuatnya miskin dan melarat.

Setelah semuanya selesai, Natalia akan membiarkan Alisha mati membusuk di kolong jembatan karena rumahnya dirampas demi melunasi hutang ayahnya.

Jangan pernah membayangkan kalimat ini!

"Jika aku menyiksa dan membunuhnya, bukankah aku akan sama sepertinya?"

Kalimat di atas tidak berlaku untuk orang yang dibutakan penderitaan di masa lalu, seperti Natalia, saya, dan semua orang di bumi ini yang merasakan hal yang sama.

Dengan cara yang berbeda, tentu saja.

Improvisasi cerita tidak sampai di sini, ada kalanya Natalia harus dihalangi, gagal, dan lain sebagainya.

Karena itulah, ada tahap:

4. Memainkan Alur Cerita.

Introduction -> Konflik -> Klimaks -> Resolusi.

Ini rumus dasarnya, mainkan rumus tersebut seperti anda memainkan permainan, dan seperti saya memainkan keponakan saya dengan melemparnya tinggi-tinggi.

Keponakan ketawa, saya ditampar.

Kakak saya berbakat penjadi petinju atau atlit MMA, sayang sekali dia jadi ibu rumah tangga.

Ketika Natalia selesai membunuh kedua orang tua Alisha melalui jalur politik dan diplomasi, jangan melanjutkan ke menghancurkan bisnis keluarganya.

Stop, anda harus membuat sedikit kekacauan di titik ini.

Bagaimana?

Ibu Natalia sakit, atau rakyat menuding ayah Natalia sebagai pembunuh orang tua Alisha.

Natalia kecelakaan, mendekam di rumah sakit selama semingguan.

Sebisa mungkin, buatlah kesialan datang pada tokoh Protagonis setelah dia sukses melaksanakan sesuatu.

Karena tokoh protagonis yang terlalu sempurna dan tidak memiliki cela, adalah tokoh yang cacat.

5. Tuliskan Tamat.

Jangan lupa tuliskan tamat di akhir cerita :)

Itu saja yang bisa saya share ke kalian semua.

Terimakasih sudah membaca.

Oh ya, kalau butuh teman untuk dimintai pendapat soal tulisan, diskusi seputar penulisan cerita, atau hanya sekedar butuh teman baku hantam, bisa banget hubungi saya di:

WA: 083847378261

FB: samudra.zulk

Email: [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

perlu diterapkan

06 Feb
Balas

Hai! Terimakasih sudah komentar.

06 Feb

Siip..

06 Feb
Balas

Hai! Terimakasih sudah berkomentar.

06 Feb

Jangan tampar Balik kakakmu

05 Feb
Balas

Saya suka, kalau akhirnya pembaca menghantui penulis hi hi hi

05 Feb
Balas

Hai! Terimakasih sudah berkomentar. Saya copas balasan komen ini dari komen di atas biar saya gak ribet amat nulisnya, :)

06 Feb

Tipsnya mantap

05 Feb
Balas

Hai! Terimakasih sudah berkomentar. Saya copas balasan komen ini dari komen di atas biar saya gak ribet amat nulisnya, :)

06 Feb



search

New Post