Janjiku
Matanya yang sayu terus meneropong relung hatiku. Mencari ketulusan kasih dan sayang yang masih tersimpan di lubuk hatiku yang paling dalam. Akankah kuserahkan hatiku kepada orang yang baru kukenal ini? Kasihan juga aku melihat dirinya. Keletihan hati yang selalu ditutupi oleh senyum pasti. Senyum optimis dan kelapangan dada. Luar biasa orang tuanya mendidiknya. Seorang petarung yang luar biasa.
Diam-diam simpatinya muncul dan menyeruak dari dalam hatinya. Ia menghapus air matanya dan tersenyum tulus kepadaku.
Aku membalasnya dengan berkata," jika tangismu dapat meringankan beban dihatimu menangislah. Menangislah. Luka kalau disimpan terus akan menjadi penyakit dik. Lupakan semua kepedihan itu. Lupakan. Bila bersamaku terasa tidak sesuai aku siap mengundurkan diri. Aku siap untuk menerimanya. Aku telah siap."
"Maksud mas?"
Kuhelakan nafas panjang melepaskan sesak di hatiku.
"Semua rencana selalu berakhir sesuai dengan kehendak Allah swt. Aku yakin itu. Bila adik siap hidup menderita denganku aku sangat bahagia."
Dia tertunduk dengan pipi merah merona dan merasakan lelaki di depannya ini bukan seperti yang ia bayangkan. Sangat jujur dalam bicara menurutnya.
"Saya ini orang kampung mas. Sekolahpun hanya sebatas sma tidak layak untuk mas yang kuliah tinggi. Tak malu mas dengan keadaan ini?"
Aku tersenyum manis dan gelengkan kepala.
"Aku anak orang miskin mas."
"Lalu hubungannya apa?"
"Saya takut mas minder."
"Saya yang takut kamu minder bersuamikan orang cacat seperti saya."
Hening sejenak.
"Perbandingan kita seperti bumi dan langit dik. Kamu sangat cantik. Bahkan saya dengar seorang dokter dan perwira kepincut denganmu. Saya jangankan bunga mawar bunga bangkaipun tidak sudi denganku."
Dia tertawa kecil. Lucu juga lelaki ini. Nyaman rasanya hati dengannya. Akankah aku mulai membuka hati untuknya? Terdiam dia dalam permainan pikirannya sendiri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin asyik dan bikin penasaran wo Kepsek.. Lanjuuut. Sukses selalu
Terimo kasih kando
Keren...lanjutkan pak...sehat dan sukses selalu
Siap bu
Keren dan inspiratif. Sukses selalu untuk Bapak
Terima kasih pak
Smga mereka berjodoh.
Aamiin
Siip... lanjut, Bapak. Salam sukses.
Terima kasih bu
Keren, ingin tahu kelanjutan kisahnya.
Terima kasih bu
Semoga berjodoh.
Aamiin
Tulisannya keren dan inspiratif. Semoga kita semua termasuk orang yang menepati janji. Salam Literasi.
Terima kasih mas