Dua tahun lalu saya dipanggil menghadap Kabid PTK Kabupaten Kerinci berdiskusi tentang masalah honorer yang tidak selesai-selesai. Bukannya berkurang malah bertambah. Dimana letak kesalahannya? Siapa yang bermain disini?

Sebenarnya sebelum ini terjadi, saya sudah berdiskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci tentang permasalahan honorer ini dan meminta kepada beliau untuk memberikan rekomendasi khusus dalam penerimaan honorer dari hasil pemetaan kebutuhan guru dan berdasarkan lamanya mereka honor. Adakan tes perangkingan dalam masa kepemimpinan beliau. Jadi hanya sekali tes saja. Dari 2000 honorer yang ada maka diprioritaskan kepada K2 yang belum selesai, setelah itu tahun 2005 yang bukan K2 dstnya. Setelah habis 2005 maka dilanjutkan yang 2006 sampai yang pertama kali honor. Jadikan honor sebagai pelatihan bagi semua guru atau induksi.

Alhamdulillah, Kadis merespon dengan baik. Sejak tahun 2023, kepala sekolah yang membutuhkan guru honor harus ada disposisi atau rekomendasi Kadis Pendidikan untuk menghindari honorer siluman. Namun masih ada juga ditemukan honorer siluman yang menjadi pemicu demonstrasi besar-besaran tahun 2023 lalu yang menyebabkan ada kepala sekolah yang diintimidasi oleh oknum sehingga mengundurkan diri karena mengizinkan gurunya demonstrasi.

saya pernah mengalami sewaktu memeriksa dapodik, ada sebuah nama yang masuk jadi guru tanpa rekomendasi saya. Saya keluarkan dan oknum menelpon saya mengatakan kenapa nama itu saya buang. Ancaman diberhentikan menjadi kepala sekolah saya terima. Namun saya tetap pada keputusan saya. Akhirnya saya tidak disapanya saat ke dinas. Saya cuek saja.

Dalam otak saya selagi oknum itu masih ada maka siluman-siluman lain akan muncul dalam data dapodik. Ini yang akan saya sampaikan pada bupati baru untuk membersihkan oknum yang tidak bertanggungjawab ini.