Sang Pelindung (Sang Petarung continued)
"Arhan mau disuapin oleh kakek Oom..."
"Eee makin ngelunjak...."
Yaya mau menarik Arhan namun ditahan oleh Lelaki pemulung itu.
"Kadang-kadang anak kecil tahu apa yang tidak kita ketahui. Biarkan saya menyuapinya. Mungkin ia merasa saya kakeknya."
Lili dan Yaya terdiam. Rohim di kejauhan tersenyum penuh Arti. Wajar saja dunia hitam di Gorontalo ditaklukannya. Otaknya pintar sekali.
"Sini nasinya..."
Lili dan Yaya kaget saat Arhan minta tambah sampai 3 kali. Padahal ia susah sekali makannya.
Keduanya melihat sorot mata penuh kasih sayang terpancar di mata lelaki pemulung itu. Ya sorot mata kakek pada cucunya.
"Oom tinggal dimana?"
"Dimana ada emperan sana saya tinggal nak..."
Ya deja vu rasanya. Itukan pertanyaan mamanya Aditia padanya. Tanpa terasa berair matanya.
Lili angkat bicara.
" Jika tak ada tempat tinggal, di rumah ini banyak kamar kosong. Tinggal lah disini."
"Nyonya tak keberatan?'
Lili tersenyum membuatnya terkesima. Senyum yang selalu muncul dan pernah hilang karenanya. Matanya kembali berkaca.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap pak,...sehat dan sukses selalu
Terima kasih
Siapa sebenarnya kakek itu
Terima kasih bunda
Duhhh...makin bikin penasaran sj nih crt. Lanjuuttt, Mas Sandi
Siaap oma
Ada kakek pemeran baru. Kakek siapa ya...
Kisahnya asyik, Pak. Salam sukses.
Terima kasih