Sandi Yulianto Samah

Sandi Yulianto Samah, lahir 11 Juli 1975 di Sungai Penuh, Jambi Merupakan anak kedua dari 5 orang bersaudara dalam keluarga Samah Sari Ilyas dan Maiyurni Sham....

Selengkapnya
Navigasi Web
Sang Pembaharu (91)

Sang Pembaharu (91)

Sebulan di Kerinci membawa cerita sendiri bagi isteri keenam orang tersebut. Begitupun anak-anak mereka. Lain dusun lain bahasa. Terpisah sungai dan lapangan merdeka beda bahasa. Sangat unik. 

"This country is very, very unique, another village, another language. Even different villages have different language. Amazing!" Seru anak tua Yulian yang kuliah di Cambridge. S3 disana jurusan Arsitektur, Namanya Muhammad Tibyan. Usianya sekarang 21 tahun. Dia termasuk anak jenius makanya disekolahkan khusus anak-anak istimewa. Dia sudah bekerja di perusahaan kontraktor Amerika yang membuat jembatan atas laut Karibia yang menghubungkan pulau-pulau besar di sana. Baru selesai tahun 2022 kemarin. Mahakarya anak bangsa. Hasil pemikirannya. Anak keduanya berusia 19. Namanya Rafika. Tidak mau sekolah sibuk dengan alat elektronik dan mampu membuat alat peretas yang belum ada lawannya. Pemerintah Swiss memberikan hak paten padanya sehingga ia mempunyai penghasilan yang luar biasa. Anak ketiga juga sangat cerdas. Sudah sarjana sekarang dan sedang mengambil S2 di oxfpord. Mungkin dua tahun lagi jadi Phd bidang Torax. Jantung. Namanya Arhan Muhammad. Anak ke empatnya baru berusia 15 tahun. Anak kelima 13 tahun dan yang terakhir 11 tahun. Sangat cerdas semuanya. Semuanya sekolah di sekolah khusus anak istimewa yang lengkap dari SD sampai S1. Anak keempatnya sudah semester akhir. Berarti bisa jadi umur 17 tahun dia sudah Phd. Sangat luar biasa di bidang mesin. Mulai sepeda motor sampai pesawat. Ia mau direkrut oleh pemerintah Swiss. Namun ia tertarik untuk bekerja di PT Dirgantara. Ketertarikannya membuat Yulian bangga. Ya...ada juga jiwa nasionalismenya. Intinya selesai kuliah ia akan ke Indonesia. 

Begitupun anak-anak Danto, Sanip dan Saman. Mereka sekolah di tempat yang sama dengan Yulian. Usia merekapun sama. Kecerdasan mereka beda beda tipis saja. Bahkan anak Saman, Danto dan Sanip sudah bekerja di PERURI. Perusahaan keuangan Republik Indonesia. Khusus disain uang. Ternyata mereka sangat kompak.

@@@@@

"Assalamualaikum! Di ma lan?" Saman menelepon kawannya Aslan yang berasal dari Indrapura, Pesisir Selatan.

"Di kampuang Man. Angku di Ma?"

"Ambo baru pulang kampuang."

"Kurinci?"

"Yo."

"Kini di ma?"

"Alah di Batam."

"Ado yang dapeak ambo bantu?"

Saman menceritakan keinginan mereka menghidupkan lagi pelabuhan muara sakai yang ternyata juga masuk rencana perantauan pesisir selatan. Makanya dia pulang kampung dan mengajak semua masyarakat memberi bantuan. Sekarang masih penjajakan. Namun telah ada tanggapan pemerintah untuk membawa ke DPRD Pesisir Selatan. Dia sedang menunggu hasilnya. Untuk biaya kami perantau yang membiayai. Berikan kami legalitas saja...

Pucuk dicinta ulampun tiba. Gayung bersambut. Pemerintah Pesisir Selatan dan DPRD kabupaten dan propinsi menyetujui. Bahkan DPR RI perwakilan dari sumbarpun ikut memberikan penguatan sehingga menjadi proyek nasional dan tahun ini akan mulai dilaksanakan. Sungguh luar biasa. Kekuatan fikiran mampu membuat suasana berubah. Makanya pentingnya positif thinking. 

Seluruh arsitek yang berasal dari Sumbar dan kerinci berkumpul termasuk Muhammad Tibyan yang membuat maket pembangunan pelabuhan yang langsung memberikan akses ke daerah silaut yang berada di tepi pantai. Yang melahirkan pemandangan yang indah selaman perjalanan. Akan memotong jarak ke Painan. Lumayan 30 km. 

Perencanaan pembangunan berlangsung selama 1 tahun serentak dengan pembangunan Bandara internasional Depati Parbo. Setahun. Usaha yang tidak sia-sia. Pembangunan diserahkan kepada perantau untuk memilih pemborongnya. Dan terpilih PT Sakti Adi Daya yang merupakan merupakan PT milik Perantau Minang dan Kerinci. Selama ini mereka bergerak di luar negeri dan telah banyak mengambil proyek besar. kebetulan pimpinannya Muhammad Aslan sendiri. Perusahaan ini kepemilikan bersama perantau Pesisir Selatan dan Perantau Kerinci. Bukankah mereka dulu satu sebelum kerinci diambil Jambi untuk menggenapkan propinsinya? Dengan adanya kerjasama Ninik mamak adat, Pemda dan perantau maka proyek ini berhasil di golkan. Semoga bermanfaat untuk rakyat 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif selalu, Pak. Keren.

11 Apr
Balas

Terima kasih pak

12 Apr

Mantap nian kisahnyo Wo Kepsek. Lanjuuut. Sukses selalu.. Tak lupa kamai sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

10 Apr
Balas

Samo samo bang

10 Apr

Inspiratif, Pak. Terima kasih.

10 Apr
Balas

Alhamdulillah

10 Apr

Luar biasa mereka. Org2 pilihan

15 Apr
Balas

Benar bun

16 Apr

Luarbiasa kisahnya.. keren... barokalloh...

10 Apr
Balas

Barakallahu bu

10 Apr

Mantap banget, sukses selalu untuk Bapak

11 Apr
Balas

Terima kasih opa

12 Apr

AamiiinYRA

10 Apr
Balas

Aamiin ya rabbal alamin

10 Apr

Selamat Idul Fitri mhn mf lhr batin, mas Kepsek

10 Apr
Balas

Sama sama bu

10 Apr

Kisahnya luar biasa. Andai ini nyata.... Salam sukses, Bapak.

11 Apr
Balas

Aamiin

12 Apr

Orang tua pasti bangga ya kalau anaknya sukses, pendidikan baik, wow...Lanjut kisahnya Pak Sandi.

11 Apr
Balas

Terima kasih oma

12 Apr

Terima kasih bu

12 Apr

Cerpen yang indah

11 Apr
Balas

Terima kasih

12 Apr

Tulisannya keren dan inspiratif. Salam Literasi.

11 Apr
Balas

Terima kasih

12 Apr



search

New Post