Sang Pembaharu (95)
Boleh dikatakan hampir setiap tahun empat sekawan ini sering pulang bersama keluarga mereka. Selain transportasi yang sudah agak murah bandara Depati Parbo pun telah menjadi Bandara Internasional yang disinggahi oleh pesawat luar negeri yang ingin menikmati alam kerinci. Tiap tahun mengalami peningkatan pengunjung dari luar negeri. Amerika, eropa, Afrika dan Asia yang menghasilkan income pendapatan bagi negara dan provinsi baru tersebut. Bukan hanya kerinci, pantai di pesisir selatan bisa dinikmati, geopark di Merangin yang dikelola dengan baik oleh pemprov dan Pemkot/Pemda.
Klub sepakbola pun menjamur dengan dibukanya liga dari kelompok umur sampai senior. SSB pun bermunculan dengan pelatih berlisensi di mana-mana. Antusias dan animo masyarakat sangat luar biasa. Hal ini membuat empat sekawan khususnya sangat bahagia. Walaupun sekarang kebanyakan klub dari provinsi Puncak Andalas masih berkutat di Divisi 7. Wajar saja mereka baru lahir.
Melihat kemajuan sepak bola, pecinta olah raga lain pun terpanggil untuk membangun. Elfira Roza Nasution ikut serta membangun atlit renang, hari Maitimo membangun olah raga tinju. Revan dan Ilham membangun basis voli dan basket.
Pemda/Pemkot beserta KONI dan kormi bergerak dalam pencarian pelatih yang berlisensi. Sangat mendukung. Dana kan ada mari kita kembangkan.
"Sungguh indah stadiun sepak bola di tiga dusun ini Nip. Lengkap dengan gimnasiumnya. Serasa di Juventus saja."
"Ikoa pecinta Juventus ya, Yan."
"Kan kita sama?"
"Sejak bila kalian berdua sama. Sanip tuh Liverpudlian ha ha."
"Saman betul Yan. Sanip toh Liverpudian. Makanya dia milih eropa. Katanya saham Liverpool ada dia punya."
"Betulkah itu Nip?"
Sanip mengangguk.
"Untuk persiapan bagi anak bangsa ingin bermain di inggris."
"Como sudah digawangi oleh kudus brother."
"Ya ya..."
"Saman sedang membidik Cordoba SC di la liga. Jadi?"
"Sudah."
"Mantap!"
"Saya lebih dulu dari kalian."
Danto tertawa terbahak bahak. Sejak mulai MLS, saya sudah beli red bull."
"Mantap."
"Bisnis yang menjanjikan sekali. Income passive ha ha."
Mereka melihat anak-anak usia SD sampai anak kuliahan berlatih dan bermain. Hidupkan lagi liga pelajar yang menghasilkan Hermansyah dulu. Pasti asyik!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ya Allah, asik banget ituu. Semua bekerja sama memajukan anak bangsa. Mantaappp
Ya jika semua anak bangsa berfikiran sama...mulai pemimpin dan rakyatnya...
Ya jika semua anak bangsa berfikiran sama...mulai pemimpin dan rakyatnya...
Mantap ulasannya keren
Terima kasih
Masyaalloh.. kongkomerat dari kaum pribumi yg hebaat... sanip dkk.. lanjuut...
Siiap
Keren ceritanya Pak Sandi
Terima kasih
Menginspirasi Pak Sandi
Terima kasih
Mantap pak
Terima kasih
Wauw...keren ini.
Terima kasih oma
Mantap. Sukses selalu Pak
Aamiin
Wah, Luar biasa wawasan perbolaannya Pak. Saya sama sekali ga ngerti hehe.. karena bukan pecinta bola, tapi tulisan ini sungguh membawa kita ke perbolaan..
Ya pak...